English Speech, pidato bahasa inggris tentang akhlak pendek

English Speech, pidato bahasa inggris tentang akhlak pendek

MANNER
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه
الحمد لله رب العالمين… الَّذِيْ خَلَقَ وَفَطَّرَ، ودَبَّرَ وَقَدَّرَ، رَبُّناَ الْأَعْلَى، اَّلذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى… نَشْهَدُ أَنَّهُ اللَهَ الْبَارِئُ الفَاطِر، عالمُ الْبَاطِنِ وَالظَّاهِر… ونَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، بُعِثَ لِيُتِمَّ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ، وَكَانَ الْحَبِيْبَ لِمَوْلَانَا الْخَلَّاق، اللهم أدِم صَلَوَاتِكَ عَلَى مَنْ عَظَّمَتْ خُلُقُهُ فِيْ كِتَابِكَ، سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَخاتم النَّبِيِّيْنَ، مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ الْأَطْهَارِ، وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ، وَمَنْ عَلىَ مَنْهَجِهِمْ سار… وَخَلِّقْنَا اللَّهُمَّ بِأَخْلَاقِهِ، وَأَدِّبْنَا بِآدَابِهِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Among all main topics which until now continues to be discussed by Muslims, and what has been taking their attention, and moreover, being the purpose of the Messenger’s delegation, is the topic about morality –which we call in Arabic ‘akhlaq’.
Akhlaq has to be owned by those who believe in Allah and his Messenger, and has to believe everything that comes out of him is true. Islamic akhlaq is behavior that is taught by Islam and is recommended for entire Muslims to behave with it.
Akhlaq is characteristics and attitude which gives spiritual inner reflection to humankind and this image would make them notice that this is how human will be resurrected later, where any essence of everything will be shown, in the end of the day.
Akhlaq is the plural term –in Arabic– from word ‘khuluq’ in which, if it’s related to human, is the opposite of word ‘khalq’ or human body, if the body of human is well-arranged, that would be called ‘husnul khalq’, means well-shaped creation.
So does the inner side of human, if it’s arranged by beautiful characteristics, good personality, and noble behavior, that would be called ’husnul khalq’. And this inner image is something considered by Allah on His side and with this too human will be resurrected later, in the afterlife.
By this explanation, it’s obvious that the outer shape of human is not considered and got nothing if compared with the spiritual one. Therefore, somebody who is faithful and always keep his mind open must struggle to dedicate his every single effort to straighten his akhlaq and behave with preferred behavior of Allah.
Allah, the Highest, has praised our Prophet in the Holy Qur’an, back to the times when those kuffar called him a madman, through Surah Al-Qalam, first verse to third:
نٓ‌ وَالۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُوۡنَۙ‏ ﴿۱﴾ مَاۤ اَنۡتَ بِـنِعۡمَةِ رَبِّكَ بِمَجۡنُوۡنٍ‌ۚ‏ ﴿۲﴾
وَاِنَّ لَڪَ لَاَجۡرًا غَيۡرَ مَمۡنُوۡنٍ‌ۚ‏ ﴿۳﴾
[1].Nun. By the pen and what they inscribe, [2].You are not, [O Muhammad], by the favor of your Lord, a madman. [3].And indeed, for you is a reward uninterrupted.
Allah rejected what they said by showing what they watched in the Messenger’s personality from the shape of his great degree of manner they have seen on their own. Through that verse, the Lord also explains that this incredible is impossible to be separated against healthy mind. If only the Rasulullah ﷺ was a madman, this beautiful behavior won’t come out of him.
Triggering the will to behave with good Akhlaq will lead somebody to behave perfectly with the ‘husnul khuluq’ (good manner). Means, sometimes human can be found naturally having bad character, so is there any possibility to change that bad nature?
Sometimes there are a lot of good characteristics that lost from a man, whereas it’s really possible for any kind of human to acquire those good characteristics, so that good character will raise him to higher position of degree on the side of Allah.
An Arabic poet once ever said:
وَإِنَّمَا الْأُمَمُ الْأَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ فَإِنْ همُ ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوْا
“The real value of a nation is in their akhlaq, if it’s not in them means they got no value anymore”
We do hope to Allah, the highest to shed the light of this Akhlaq to our heart, and may Allah help us to behave with that noble manner and to execute what the prophet ﷺ delegated for –it is perfect good character.
Oh Allah! Grant all what we’ve asked, by your blessing, by your grace, by your affection, that you are the Benevolent, and the Merciful.
I think that’s all i can possibly deliver to you all, I’m really sorry if i made any single mistake, thanks for your attention.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه

AKHLAK
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه
الحمد لله رب العالمين… الَّذِيْ خَلَقَ وَفَطَّرَ، وَدَبَّرَ وَقَدَّرَ، رَبُّناَ الْأَعْلَى، اَّلذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى… نَشْهَدُ أَنَّهُ اللَهَ الْبَارِئُ الفَاطِر، عالمُ الْبَاطِنِ وَالظَّاهِر… ونَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، بُعِثَ لِيُتِمَّ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ، وَكَانَ الْحَبِيْبَ لِمَوْلَانَا الْخَلَّاق، اللهم أدِم صَلَوَاتِكَ عَلَى مَنْ عَظَّمَتْ خُلُقُهُ فِيْ كِتَابِكَ، سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَخاتم النَّبِيِّيْنَ، مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ الْأَطْهَارِ، وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ، وَمَنْ عَلىَ مَنْهَجِهِمْ سار… وَخَلِّقْنَا اللَّهُمَّ بِأَخْلَاقِهِ، وَأَدِّبْنَا بِآدَابِهِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Di antara seluruh topik utama yang saat ini dibicarakan oleh umat Islam, dan apa yang selama ini menarik perhatian mereka, dan terlebih lagi, menjadi tujuan diutusnya sang Rasul, adalah topik tentang etika –yang kami sebut dalam bahasa Arab ‘akhlaq’.
Akhlaq harus dimiliki oleh orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya, harus yakin bahwa apapun keluar dari sang Rasul adalah benar. Akhlaq Islami ialah perangai yang Islam ajarkan dan dianjurkan bagi seluruh Muslim untuk berperilaku dengan yang telah diajarkan.
Akhlaq adalah sifat dan sikap yang memberikan cerminan batin pada umat manusia, gambaran ini akan membuat mereka sadar bahwa beginilah manusia kelak akan dibangkitkan, di mana setiap hakikat dari segala sesuatu akan ditampilkan, pada hari akhir.
Akhlaq adalah istilah jamak –dalam bahasa Arab– dari kata ‘khuluq’ yang mana, jika itu terkait dengan manusia, adalah kebalikan dari kata ‘khalq’ atau tubuh manusia, jika tubuh manusia tercipta rapi, maka disebut ‘husnul khalq’, artinya ciptaan yang bagus.
Begitu juga sisi batin manusia, jika teratur oleh perangai yang indah, kepribadian yang baik, dan perilaku yang mulia, yang akan disebut ‘husnul khalq’. Dan gambar batin ini adalah sesuatu yang dipertimbangkan oleh Allah di sisi-Nya dan dengan ini juga manusia akan dibangkitkan nanti, di akhirat.
Dengan penjelasan ini, maka jelaslah bahwa bentuk luar manusia itu tidak dianggap dan tidak dapat apa-apa berbanding dengan sisi rohaninya. Karena itu, seseorang yang beriman dan berakal luas harus berjuang untuk mendedikasikan setiap upayanya untuk meluruskan akhlaqnya dan berperilaku dengan perangai yang disukai Allah.
Allah, Yang Mahatinggi, memuji Nabi kita dalam kitab suci Al-Qur’an, dulu pada saat ketika orang kafir memanggilnya gila, melalui Surah Al-Qalam, ayat pertama hingga ketiga:
نٓ‌ وَالۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُوۡنَۙ‏ ﴿۱﴾ مَاۤ اَنۡتَ بِـنِعۡمَةِ رَبِّكَ بِمَجۡنُوۡنٍ‌ۚ‏ ﴿۲﴾
وَاِنَّ لَڪَ لَاَجۡرًا غَيۡرَ مَمۡنُوۡنٍ‌ۚ‏ ﴿۳﴾
[1] .Nun. Dengan pena dan apa yang mereka tulis, [2].berkat ni’mat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orng gila. [3]. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala besar yang takkan putus.
Allah menolak perkataan mereka dengan menunjukkan perangai luar biasa yang mereka saksikan sendiri dalam kepribadian Rasul. Melalui ayat tadi, Allah juga menjelaskan bahwa hal yang luar biasa ini tidak mungkin dipisahkan dari akal sehat. Jika saja Sang Rasul ﷺ adalah orang gila, perangai indah ini takkan timbul darinya.
Memicu keinginan untuk berperilaku dengan Akhlaq yang baik akan membuat seseorang berperilaku sempurna dengan ‘husnul khuluq ’ (perangai yang baik). Berarti, terkadang seseorang didapati memiliki sifat buruk secara alami, adakah kemungkinan untuk mengubah sifat buruk itu?
Kadang-kadang ada banyak sifat baik yang hilang dari seseorang, padahal sangatlah mungkin bagi manusia manapun untuk memperoleh perangai terpuji tersebut, sehingga perilaku baik akan mengangkatnya ke posisi yang lebih tinggi derajatnya di sisi Allah.
Seorang pujangga Arab dulu pernah berkata:
وَإِنَّمَا الْأُمَمُ الْأَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ فَإِنْ همُ ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوْا
“Nilai nyata pada suatu bangsa terletak pada Akhlak mereka, jika mereka tak memilikinya maka tiadalah arti bagi kaum tersebut”
Mari berharap kepada Allah, yang Maha Tinggi untuk menerangi cahaya Akhlaq ini ke dalam hati kita, dan semoga Allah membantu kita untuk berperilaku dengan perangai mulia itu dan untuk melaksanakan tujuan Sang Nabi diutus ke dunia, yaitu menyempurnakan akhlaq terpuji.
Ya Allah! Berikanlah semua permintaan kami, berkat berkah, kasih dan rahmatmu, dengan kasih sayangmu, karena kaulah Sang Pemurah lagi Penyayang.
Saya kira itulah yang bisa saya sampaikan kepada kalian semua, saya sangat memohon maaf jika saya berbuat salah, terima kasih atas perhatian Kalian.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه

 

 

 

 

 

 

 

MANNER ACCEPTS CHANGES
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه
الْحَمْدُ لِلَهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَصَلَّى الله وسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَإِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
My beloved brothers!
Noble manner is very possible to be acquired and every grown-up always have their chance to clean themselves against bad characteristics, and to garnish themselves by behaving nicely according to the preferred moral.
All of these could be achieved by our persistence in seeking and willing to execute that will. Once that intention have completely formed, they supposed to pay more attention to their deeds, either spoken or done, or even to the way they interact, so their inner image would turned better.
Dear all respected audiences!
How much have we seen today, those people who spend their wealth struggling to beautify and to garnish their body parts, whereas those all are nothing if compared with the beautification of their manner; how they interact, how they will react. True believer should have realized this reality. A scholar at the sixteenth age in Yemen said:
مَنْ شَغَلَهُ تَغْذِيَةُ جَسَدِهِ عَنْ تَغْذِيَةِ رُوْحِهِ فَلْيَطْلُبْ أَجْرَهُ مِنَ الْحِيْتَانِ وَالدِّيْدَانِ الَّذِيْ تَأْكُلُ جَسَدَهُ
“Whoever makes himself busy feeding his body without considering feed their soul should ask the reward of everything he’s done to worms that would eat his body”
The reason of this is because… he dedicates his only life only for that, because his life is only aimed to his outers with no consideration of his spiritual side nor arranging his manner. Thus he just serve those worms that later would eat him.
That’s why; Imam Al-Haddad depicted the state of human after death that spent his only life to take care of mere body without thinking about his spiritual side by saying:
تِلْكَ الْقُبُوْرُ وَقَدْ أَضَحُّوْا بِهاَ رِمَـمــاً بَعْدَ الضَّخَامَةِ فــِي الْأَجْسَام وَالسِّمَنِ
بَعْدَ التَّشَهِّيْ وَأَكْلِ الطَّيِّبَاتِ غَـــــدَا يَأْكُلُهُمُ الدُّوْدُ تَحْتَ التُّــرْبِ وَاللَّبِــــنِ
تَغَيَّرَتْ مِنْهُمُ الْأَلْــوَانُ وَانْمَحَــــقَتْ مَحَاسِنُ الْوَجْــحِ وَالْعَيْنَيْنِ وَالْوجَــنِ
وَعَافَهُمْ كُلُّ مَنْ قَدْ كَـان يَأْلَفُـهُـــــمْ مِنَ الْأَقَـــارِبِ وَالأَهْــلِيْنَ وَالْخَـــدَنِ

“Those are grave which destroy bodies that were in the prime condition”
“After that tasty satisfactory, later they’ll be food of worms underground”
“The tone of skin has changed, good-looking of eyes and cheek have gone”
“Family and folks that were love them, now have already forgotten”
So it’s really clear that straightening the manner is something important at the most, it has to be considered by every single person, and surely, done. By that reason, all these statement appear here to cure, remind, and explain clearly how to reach that preferred manner. So, Muslims will be able to execute what he has been told to do in this life, also be able to connect his life to himself with the exemplary role model, Prophet Muhammad ﷺ that was really delegated only to perfect noble manner.
Dear all gentlemen
Truly, noble manner is a straight method to face what we face in our life, and this can’t be done but by broad-minded. Thus, mind defined as nature in the soul which prevents the owner of doing inappropriate.
So human ability to prevent himself against those bad things is the essence of what mind actually is. From here, we take conclusion that only the clever ones who able to take over himself in the time he angry and keep behaving with noble manner. The cleverer someone’s mind can get, the more he able to protect and keep his desire against inappropriate deeds.
May Allah give us a hand to clean ourselves against disgraceful characteristics, and garnish us noble characteristics, and put us away of bad manner, by his blessing, that he is the most merciful, the most generous.
At last… as the closing, forgive me if I make any mistake, because no human could be completely saved against mistake.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه

PEKERTI DAPAT DIUBAH
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه
الْحَمْدُ لِلَهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَصَلَّى الله وسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَإِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Saudaraku tercinta
Sikap mulia sangat mungkin diperoleh, dan setiap orang dewasa selalu memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari pekerti yang buruk, dan menghias diri dengan berperilaku baik sesuai dengan akhlak terpuji.
Semua ini dapat dicapai dengan kegigihan kita dalam mencari dan kemauan dalam melaksanakan kehendak tersebut. Begitu niat benar-benar terbentuk, mereka seharusnya lebih memperhatikan tindakan mereka, dilakukan maupun terucap, atau bahkan dengan cara mereka berinteraksi, sehingga batin mereka akan terbentuk dengan baik .
Para hadirin yang terhormat sekalian!
Betapa banyak yang telah kita lihat hari ini, orang-orang menghabiskan kekayaannya berjuang untuk mempercantik dan memperindah anggota tubuh mereka, padahal semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan memperindah pekerti mereka; bagaimana mereka berinteraksi, bagaimana mereka merespon. Orang beriman seharusnya menyadari kenyataan ini. Seorang cendekia abad keenam belas di Yaman berkata:
مَنْ شَغَلَهُ تَغْذِيَةُ جَسَدِهِ عَنْ تَغْذِيَةِ رُوْحِهِ فَلْيَطْلُبْ أَجْرَهُ مِنَ الْحِيْتَانِ وَالدِّيْدَانِ الَّذِيْ تَأْكُلُ جَسَدَهُ
“Barangsiapa menyibukkan dirinya dengan memberi makan tubuhnya tanpa mempertimbangkan jiwanya hendaklah meminta pahala amalnya pada cacing yang kelak akan memakan tubuhnya”
Alasan dari hal ini adalah karena … dia mendedikasikan hidupnya hanya untuk itu, karena hidpunya hanya ditujukan kepada sisi luarnya tanpa mempertimbangkan sisi spiritualnya tidak pula ia merapikan sikapnya. Jadi dia hanya melayani cacing-cacing yang nanti akan memakannya.
Itu sebabnya; Imam Al-Haddad menggambarkan keadaan manusia setelah kematian yang menghabiskan satu-satunya kehidupannya untuk merawat tubuh belaka tanpa memikirkan sisi rohaninya dengan mengatakan:
تِلْكَ الْقُبُوْرُ وَقَدْ أَضَحُّوْا بِهاَ رِمَـمــاً بَعْدَ الضَّخَامَةِ فــِي الْأَجْسَام وَالسِّمَنِ
بَعْدَ التَّشَهِّيْ وَأَكْلِ الطَّيِّبَاتِ غَـــــدَا يَأْكُلُهُمُ الدُّوْدُ تَحْتَ التُّــرْبِ وَاللَّبِـــنِ
تَغَيَّرَتْ مِنْهُمُ الْأَلْــوَانُ وَانْمَحَــــقَتْ مَحَاسِنُ الْوَجْــحِ وَالْعَيْنَيْنِ وَالْوجَــنِ
وَعَافَهُمْ كُلُّ مَنْ قَدْ كَـان يَأْلَفُـهُـــــمْ مِنَ الْأَقَـــارِبِ وَالأَهْــلِيْنَ وَالْخَـــدَنِ
“Itulah kuburan yang menghancurkan tubuh yang dulunya tegap nan gagah”
“Setelah berpuas-puasan, mereka kelak akan jadi makanan cacing dibawah tanah”
“Sekarang warna kulit telah berubah, keelokan rupa mata dan pipi telah tiada”
“Keluarga dan orang-orang yang dulu mencintainya, kini telah melupakannya”
Jadi jelaslah bahwa meluruskan akhlaq adalah hal terpenting, hal ini harus disadari oleh setiap orang, dan tentu saja, dilaksanakan. Dengan alasan itulah, semua kata-kata ini ada untuk menyembuhkan, mengingatkan, dan dengan jelas menjelaskan bagaimana mencapai akhlak yang diinginkan tersebut. Jadi, umat Islam akan dapat melaksanakan apa yang telah diperintahkan kepadanya dalam kehidupan ini, juga dapat menghubungkan hidupnya dengan sang panutan, Nabi Muhammad ﷺ yang diutus benar-benar hanya untuk menyempurnakan perilaku mulia.
SAUDARA-SAUDARAKU TERCINTA
Sungguh, akhlak mulia adalah metode lurus untuk menghadapi apa yang kita hadapi dalam hidup kita, dan hal ini tak bisa dilakukan selain dengan pikiran yang luas. Dengan demikian, akal didefinisikan sebagai sifat dalam jiwa yang mencegah pemiliknya melakukan hal tak pantas.
Jadi kemampuan manusia untuk mencegah dirinya dari hal-hal buruk itu adalah hakikat dari apa sebenarnya pikiran itu. Dari sini, kita mengambil kesimpulan bahwa hanya orang-orang pandaiah yang mampu mengambil alih dirinya pada saat ia marah dan tetap berperilaku mulia. Semakin cerdas akal seseorang, semakin dia bisa melindungi dan menjaga keinginannya terhadap kelakuan yang tidak pantas.
Semoga Allah membantu kita untuk membersihkan diri dari segala perangai tercela, dan menghiasi kita dengan akhlak mulia, dan menyingkirkan kita dari perilaku yang buruk, dengan rahkmatnya, karena Ialah Yang paling berbelas kasih, Yang paling murah hati.
Akhirnya …sebagai penutup, mohon maafkan jika saya ada melakukan kesalahan, karena tidak ada manusia yang luput dari khilaf.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَارَكَاتُه

Jangan Lupa Share klik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *