Cerpen, Sesuatu yang tulus

Cerpen, Sesuatu yang tulus :

Pupuy Hurriah

Ketika jam istirahat, anak anak kelas V ramai mengelilingi inge, ada kabar istimewa yang dibawa inge.

Coba kalian dengarkan, kata inge pada teman temannya, pagi tadi melly bilang, ia akan memmbuat pesta ulang tahun”

“Ah itu sih bukan kabar istimewa” potong sarah

“beberapa teman kita juga kalau ulang tahun suka membuat pesa”

“tapi ini bukan sembarang pesta” inge memandang teman temannya.

“Tapi kalian jangan bilang apa apa dulu pada Melly. Karena dia tidak mau disangka sombong. Baru aku yang diberi tahu bahwa pestanya akan dirayakan di sebuah hotel berbintang”, Jelas inge setengah berbisik.

“Wow!” Anak anak Kelas V saling pandang, kagum.

“ini baru kabar istimewa !” seru Frida.

“Pokoknya kalian tunggu saja undangan dari Melly”, kata inge.

Hari itu juga kabar Melly akan mengadakan pesta ulang tahun di sebuah hotel berbintang, menjadi rahasia umum bagi anak – anak kelas V.

Melly yang ayahnya seorang pengusaha itu, hanya tersenyum jika ada anak yang tak sabar menanyakan kabar itu.

“Kalian tunggu saja undangannya” kata Melly sambil tersenyum mans.

Pesta Ulang tahun melly masih sepuluh hari lagi, tapi anak anak kelas V selalu membicarakannya dari hari ke hari.

“Apa yang pantas kita berikan pada Melly, Ya”, tanya Sarah.

“Aku kira Melly tak membutuhkan apa apa lagi” geleng inge, “Lihat saja, sepatu Melly sangat bermerk. Tas dan Peralatan sekolah lainnya Bagus Bagus’

“Tapi bagaimanapun tak mungkin kita datang ke pesta Melly dengan tangan kosong” ujar Frida

“Tapi kita juga tak bisa memaksakan diri untuk memberikan sesuatu yang kita tak mampu beli”. Heidi bicara bijak.

“yang penting, apapun yang kita berikan pada Melly, haruslah sesuatu yang tulus,” Dea memberi pendapat.

Sejak beredar kabar Melly akan membuat pesta ulang tahun. Ia tak memiliki sesuatu yang pantas untuk diberikan kepada Melly.

betul kara inge. Barang barang milik Melly jauh lebih bagus dibanding milik teman teman lainnya. tapi prida juga benar, tak mungkin datang ke pesta tanpa membawa kado, apa yang dikatakan Heidi juga tak salah.

Kalau kita tak mampu membeli, jangan memaksakan beli.

Dea memandang celengan rumah – rumahan yang ada di atas meja belajarnya. Dea tahu, jumlah uang yang terkumpul di dalam celengannya tidak banyak.

Tapi mungkin cukup untuk membeli sesuatu yang tulus sebagai hadiah ulang tahun Melly.

Hari ini Dea pulang membawa boneka kecil Winnie The Pooh, itulah kado yang mampu diblei Dea. Dea tahum mungkin boneka itu tak berarti bagi Melly, karena menurut inge, Melly punya banyak boneka yang ukurannya hampir setinggi mereka.

Dea menaruh boneka itu di lemari kaca.

Sore nanti boneka itu akan dibungkus dengan hiasan pita cantik. dea tersenyum senang membayangkan

“Kak Dea”!, tiba tiba imel, adik dea masuk kamar, “wah. winnie the pooh!” serunya senang, “pinjem dong kak”

“Jangan ! itu bukan punya Kak Dea. Tapi untuk Kado teman kak Dea yang ulang tahun, Jelas Dea.

Dea melihat kekecewaan di wajah adiknya. tapi jika boneka itu diberikan pada adiknya, Dea tak punya Kado Lagi.

Pagi ini suasana kelas V sangat ramai. Melly telah menyebarkan undangannya. Di sana tertera pesta akan dirayakan di hotel Bintang Kejora. Wow! itu sebuah hotel terkenal di kota mereka.

Beberapa anak yang telah mendapatkan undangan dari Melly menjadi sibuk.

Mereka membicarakan kado yang akan diberikan, dan pakaian yang akan dikenakan nanti.

Tapi sampai sekolah usai, Dea tak mendapat undangan dari Melly.

“Kamu dapat undangan dari Melly?” tanya heidi pada Dea.

Dea menggeleng,
“Aku juga tidak”, Senyum Heidi.

“Mungkin ini lebih baik karena aku tidak punya sesuatu yang pantas untuk kebuerikan pada Melly. Tapi aku memiliki sesuatu yang tulus untuknya”

“Apa” tanya Dea.

“Sebuah doa”, kembali Heidi tersenyum.

“Aku akan mendoakan Melly, semoga ia panjang umur dan bahagia, tanpa harus malu karena tak memiliki kado untuknya”

Ada senyum di Wajah Dea. Dengan berlari Dea pulang ke rumah. ia segera mencari adiknya.

“ini untukmu”, Dea memberikan kado untuk pada adiknya.

Imel membuka Kado itu.
“Wow, Winnie The Pooh!”

Dea bahagia melihat tingkah kegirangan adiknya memeluk Winnie The Pooh!”

dibandingkan jika ia berikan pada Melly. Tapi Dea masih memiliki sesuatu yang tulus yang dapat ia berikan kepada Melly.

“Selamat Ulang tahun, melly” semoga kamu panjang umur dan bahagia”, Doa Dea Tulus

 

Penelusuran terkait

Cerpen

cerpen pendidikan
cerpen romantis
contoh cerpen motivasi
cerpen persahabatan
cerpen cinta
contoh cerpen terbaik
cerpen singkat lucu

 

Cerpen, Sesuatu yang tulus

https://hilyah.id/category/portal-islam/

 

Jangan Lupa Share klik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *