Habib Ali Al-Habsyi shohibul maulid, cita cita seorang anak

Habib Ali Al-Habsyi shohibul maulid, beliau bercerita terkait dengan seorang ayah, ayah itu bertanya kepada anaknya, “Nak, nanti kalau kamu itu besar, mau jadi apa?” maka anak tersebut berkata begini, “Yah, kalau nanti aku besar, aku ingin menjadi seperti ayah”, Apa katanya ayahnya? “Ya Allah nak, Kalau kamu cita-citanya jadi seperti ayah, nanti jadinya seperti apa, Aku dulu waktu kecil sepertimu, aku ini ingin jadi seperti Imam Ali Bin Abi Thalib, jadinya seperti ini, kalau kamu ingin jadinya seperti ayah, nanti jadinya seperti apa”.

Jadi ingat, ada sebuah keterbatasan yang dimiliki oleh manusia, Antara cita-cita dan harapan itu tersampainya dan terealisasinya cita-cita dan harapan manusia itu, paling banyak maksimal 30%, Silahkan coba bikin studi Mandiri kita sendiri, Silahkan, Jadi mulai bangun tidur kita punya keinginan, kita punya harapan, kita punya kehendak, kita punya rencana, silakan tulis semua rencananya yang terlintas dalam hati,

Saya mau makan, saya mau begini, saya mau begitu, tulis, Nanti begitu dia mau tidur, dilihat lagi, Evaluasi, introspeksi diri, Yang berhasil terlaksana, terealisasi seperti yang diinginkan, yang diharapkan, contreng, Yang tidak berhasil, kasih tanda silang, Nanti kita lihat, maksimal paling banyak yang berhasil itu 30%, Karena apa?

Karena itulah makanya, ada seorang waliyullah yang ditanya, “Dengan apa engkau tahu bahwasanya Allah itu ada?” Maka dijawab olehnya, بنقد العزائم dengan batalnya segala macam rencana, Yang sudah matang, dipersiapkan, sudah di-planning segala wacana, segala media sudah dipersiapkan, eh ternyata waktunya begitu saja langsung tidak jadi,

Berarti apa? Ada yang berkehendak di atas kehendak kita, yaitu Allah yang mengatur nasib seseorang itu, Jangan kita berpangku kepada nasib, Siapa bilang apakah kita tidak bisa jadi presiden? Bisa, siapa bilang tidak bisa, Untuk merealisasikan keinginan, itu harapan itu Allah memberikan ikhtiar, Ikhtiar itu terkait dengan kecerdasan, kesungguhan, Itu kan Allah ciptakan itu, Artinya dengan IQ seseorang itu bisa diukur, Ngukurnya gimana?

Paling mudah, ya dengan ilmu matematika, Karena bilangan itu bisa menunjukkan akan kecerdasan seseorang atau tingkat IQ seseorang, Sehingga kecerdasan itulah yang membuka peluang seberapa besar peluang yang bisa dia raih untuk mendapatkan seperti yang diharapkan dan dia cita-citakan, Selain daripada doa tadi, itu kiat yang pertama, Bagi seorang mukmin, doa itu yang nomor satu,

Oleh karenanya, jangan lupa doa, Minta doa kepada orang tua, minta doa kepada guru, minta doa kepada orang sholeh, minta doa kepada siapa saja, Karena apa? Kita tidak tahu doa yang mana yang akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala,

Jangan Lupa Share klik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *