SURAT QURAISY, SOLUSI KELUAR DARI COVID-19
Nasaruddin
Wabah covid-19 yang masih mewabah dan tidak diketahui kapan akan berakhir ini harus kita pandang sebagai bentuk dari kehendak dan kekuasaan Allah. Allahlah yang mengizinkannya mewabah dan memberi dampak yang begitu luas sebagai teguran dan peringatan bagi manusia agar kembali menyadari kekuasaan-Nya dan kemudian kembali mendekat kepada-Nya.
Sebagai sebuah teguran dan peringatan dari Allah, wabah Covid-19 harus dihadapi tidak hanya dengan upaya-upaya kesehatan fisik, tapi juga spiritual. Di antara langkah spiritual yang bisa kita upayakan adalah apa yang tersirat dalam Surat Quraisy ayat 1-4, yaitu: beribadah kepada Allah, menjaga dan berbagi makanan, serta merasa aman dan menyebarkan rasa aman.
Itulah beberapa poin penting dari khutbah berjudul “Solusi Keluar Dari Covid-19” yang disampaikan K.H. Syafruddin Syarif di Mesjid Nasional Al-Akbar Surabaya hari ini, Jumat, 17 Juli 2020.
Menurut beliau, surat Quraisy dapat kita jadikan inspirasi dalam upaya kita keluar dari Wabah Covid-19, karena surat ini berbicara tentang bagaimana kaum Quraisy mengahadapi tantangan hidup mereka yang keras sepanjang tahun, baik di musim panas maupun dingin. Kelaparan dan ketidakamanan adalah dua persoalan kaum Quraisy yang disebut dalam Surat ke 106 ini.
Pesan pertama dari Surat Quraisy adalah perintah menyembah Allah (Falya’buduu Rabba Haadzal Bayt). Ini adalah pesan Ilahi bahwa dalam menghadapi kesulitan apa pun kita harus senantiasa meningkatkan spiritualitas dan keberhambaan kita kepada Allah, baik dengan melaksanakan perintah-Nya maupun menjauhi larangan-Nya. Karena kesulitan hidup adalah ujian atau teguran Allah, maka beribadah kepada-Nya akan mendatangkan rahmat dan kasih sayang-Nya.
Dalam kontek kita menghadapi Covid-19, salah satu respon spiritual terhadap hal ini adalah menjauhi dosa dan maksiat baik secara personal maupun sosial. Secara personal, setiap individu harus senantiasa berusaha menghindarkan diri dari semua bentuk dosa. Secara sosial, setiap individu harus mengondisikan lingkungannya agar jauh dari maksiat. Mereka yang mendapat amanat untuk mengurus masyarakat harus memaksimalkan wewenangnya untuk meminimalisir berbagai macam dosa sosial seperti: pencurian, pelacuran, korupsi, dll.
Pesan spiritual kedua dari Surat Quraisy adalah “Alladzi atha’amahum min juu’ (Yang memberi mereka makan sehingga terbebas dari kelaparan). Artinya, Allahlah yang membebaskan kaum Quraisy dari kelaparan. Karena rizki berupa makanan adalah dari Allah, maka pesan yang tersirat di sini adalah secara personal tiap-tiap kita harus berusaha memakan hanya yang halal dan baik. Dalam kontek menghadapai wabah Corona-19, memakan makanan halal dan baik (bergizi) akan memberikan dampak kesehatan yang dibutuhakan agar tidak terpapar virus.
Pada level sosial, hal ini menyiratkan pesan bahwa kita harus meniru kemurahan Allah yang telah memberi makanan dengan berbagi makanan dengan orang lain yang kurang mampu. Dalam menghadapi Covid-19, kepedulian sosial ini mutlak dibutuhkan agar orang-orang yang secara ekonomi sangat terdampak oleh wabah Covid-19 teringankan bebannya.
Pesan spiritual ketiga dari surat Quraisy adalah “Wa aamanahum min khauf” (Allah yang mengamankan mereka dari rasa takut).
Ini sebuah pesan bahwa rasa aman (dari hal apa pun, termasuk rasa aman dari wabah virus) adalah sebuah kebutuhan. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menumbuhkan rasa aman dalam diri sendiri dengan memohon perlindungan kepada Allah dan memaksimalkan ikhtiar kesehatan. Kita juga harus memberikan rasa aman kepada orang lain dengan memberikan hak kesehatan mereka seperti berinteraksi dengan memakai masker dan berjarak. Tempat-tempat berkumpulnya banyak orang, seperti mesjid, sekolah, kampus, pasar, dll., harus dokondisikan agar memberikan rasa aman bagi siapa pun yang mendatanginya.
Pesan-pesan spiritual kandungan Surat Quraisy ini telah menolong kaum Quraisy dari berbagai kesulitan hidup mereka saat itu. Maka, kalau pesan-pesan ini kita amalkan dalam hidup kita, isnyaallah kita pun akan diselamatkan dari problem-problem hidup yang kita hadapi saat ini, terutama Covid-19 yang hingga kini masih mewabah.
(Wallahu a’lam).