Ridho, rela dengan ketentuan Allah
Contents dan Daftar isi
A. Pembahasan tentang Ridhodengan ketentuan Allah
Setiap amal ibadah pasti mengandung kemanfaatan dan kebaikan sebagai buah dari ibadah itu sendiri. Begitupula merasa ridho dan menerima segala ketentuan Allah mempunyai buah yang manis yang bisa dirasakan oleh pelakunya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Allah akan ridho kepadanya sebagaimana dia ridho kepada Allah wlaaupn kelak di hari kiamat dia akan datang dnegan membawa amal yang sedikit. Allah akan ridho kepadanya sebagaimana dia ridho kepada ketentuannya tatkala di dunia.
2. Dengan ridho atas ketentuannya maka akan lapang dada, senang gembira suasana hatinya sebaliknya seornag yang tidak emnerima, murka, dan berprasangka buruk kepada Allah kepada ketentuannya maka akan menyebabkan dirinya sedih, sumpek dan sedikit amalnya. Serta akan kegalauan dalam hatinya.
3. Dengan sifat ridho dengan ketentuan Allah , maka dia kaan membuka hatinya untuk supaya termasuk orang yang selamat hatinya dari penyakit-penyakit hati karena dia tidak menyalahkan orang lain dnegan cobaan tersebut dna tidak menjadikan orang lain bumernag karenanya.
4. Tidak menerima dengan ketentuan Allah membuka pintu ragu terhadap ketetuan Allah tersebut sebagaimana Allah berfirman:
5. Ridho kepada ketentuannya dan menerimanya dengan lapagdada memfokuskan hati kepada beribadah terhadap Allah . Lain halnya ornag yang sumpek dan sedih ketika tertimpa musibah tersebut, maka bisa jadi dia kaan lali dari ibadahnya karena hatinya sibuk dnegan cobaan yang menimpanya. Sehingga malas membaca Al-Qur’an, malas beribadah bahkan bisa jadi dia mnyalahkan ibadah-ibadah tersebut sebagai sebab tertimpanya dengan cobaan-cobaan itu. Na’udzubillah min dzalik…
6. Dengan kita menerima ketentuan Allah maka kita akan mendapat sifat mulia di atas itu yaitu bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan yang Allah berikan kepadanya.
B. Perkataan salafunassholih terkait dengan menerima ketentuan-ketentuan Allah kepadanya
Mari kita dengarkan dan kita simak apa yang dikatakan oleh salafunassholih terkait dengan sifat menerima ketentuan-ketentuan Allah . Karena emrekalah orang-orang yang mendapatkan ilham dari Allah dan banyak menelaah Al-Qur’an dan haditsnya serta paling tahu dnegan keduanya sehingga apa yang mereka ucapkan adalah apa yang mereka oraktekkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berkata sahabat Abu Bakr As-Shiddiq setiap kali dia bertakziah kepada seseorang yang tertimpa musibah, jika seseorang yang tertimpa musibah telah ditakziahi oleh saudara-saudaranya, maka hilanglah musibah tersebut bahkn ketika musibah tersebut diiringi dengan ketidakmenerimaannya maka tidak ada faedahnya. Sedangkan kematian lebih parah dan lebih dahsyat dari kematian itu sendiri. Maka ingatlah musibah nabi ketika kamu tertimpa musibah, maka pasti kamu mendapatkan musibah yang kamu alami tidak ada apa-apanya dengan musibahnya Nabi.
2. Berkata sayyidina Umar bin Khottob semua kebaikan berada didalam sifat menerima segala ketentuan Allah dnegan lapang dada. Jika kalian bisa untuk ridho, maka laksanakanlah dan jika tidak maka bersabarlah.
3. Berkata imam Ali karramallahu wajhah: Sabar adalah termasuk daripada iman, sebagaimana keduudkan kepala bagi badan, maka tidak ada keimanan bagi yang tidak ada kesabaran baginya.
4. Berkata sahabat Abdullah bin Mas’ud: Kesabaran adalah separuh keimanan, sedangkan separuh lainnya adalah keyakinan.
5. Berkata sahabat Hudzaifah: Allah tidak pernah menciptakan sesuatu kecuali secara bertahap, awalnya kecil kemudian membesar dan membesar. Dan begitu seterusnya, keculai musibah, Allah ciptakan pertama kali besar lalu mengecil dan mengecil lalu menghilang.
6. Berkata Maimun bin Mahron: Barangsiapa yang tidak ridho dengan ketentuan Allah, maka dia tidak akan mendapatkan obat dari keburukannya.
7. Seseorang bertanya kepada Robi’ bin Abdurrahman, “apakah puncak kesabaran?” Maka dia menjawab, “pada hari dimana seseorang terkena musibah, amka seoerti hari sebelumnya tatkala dia sebelum terkena musibah itu.
8. Berkata Fudhail bin Iyadh : ridho dengan ketentuan Allah lebih utama dari zuhud, karena seorang yang ridho tidak berangan-angan atas keduudkannya suatu apapun.
9. Berkata syaikh Abdul Qadir Al-Jilani: “Terkadang datang kepadaku beban yang sangat besar yang sulit untuk aku rasakan. Dan jika diletakkan di atas pegunungan, maka pasti akan hancur lebur. Maka kemudian aku letakkan di atas bahuku dan aku merendah ke bumi dan aku berkata, “Sesungguhnya setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Kemudian aku angkat kepalaku dan aku sudah merasakan semua beban itu telah hilang dariku.
10. Abu utsman pernah ditanya tentang sabda Nabi berikut yang berbunyi:
Aku memohon kepadamu ya Allah… ridho terhadap ketentuan.
Maka dia menjawab, “Karena ridho sebelum ketentuan Allah adalah niat untuk ridho. Sedangkan ridho untuk ketentuan itu sendiri adalah ridho yang sebenarnya.
11. Berkata Ibnu Qoyyim: buah daripada menerima dnegan ketentuan Allah adalah bahagia dan gembira dengan Allah sebagai Tuhannya.
12. Berkata Imam Haromain: Kesusahan dunia menyebabkan seseorang bersyukur atasnya. Karena eksusahan tersebut sebetulnya adalah nikmat dimana dnegan kesusahan tersebut akan membawanya kepada manfaat-manfaat yang sangat besar dan pahala-pahala yang sangat agung. Maka hendaknya setiap mukmin ketika tertimpa musibah hendaknya bersyukur kepada Allah dan memujinya setiap waktu.
13. Berkata sahabat Alqomah: “Musibah pasti akan mengenai setiap orang dan tatkala dia mengetahui bahwasanya itu dari Allah, lalu kemudian dia menerima dengan ketentuannya lalu ridho dengan ketentuannya tersebut.”
14. Berkata sahabat Abu Darda’: “Sesunguhnya Allah jika menentukan dengan suatu ketentuan maka dia berkehendak dengan musibahnya tersebut agar hambanya ridho kepadanya.
15. Berkata sahabat Abdullah bin Mas’ud: “Sesungguhnya Allah dengan keadilanya menjadikan kesenangan dan kelaangan dalam sifat ridho. Dan menjadikan kesusahan dan kesedihan didalam kemurkaan.
16. Berkata Abdul Wahid ibn Zaid: ridho terhadap ketentuan Allah adalah pintu Allah yang sangat agung. Dan merupakan surga dunia serta tempay istirahatnya para ahli ibadah.”
17. Berkata Umar bin Abdul Aziz: “Aku tidak mempunyai keenangan didalam sesuatu kecuali didalam sesuatu yang Allah tentukan kepadaku.
18. Seseorang ditanya tentang angan-anga dan cita-citanya di dalam dunia ini, maka dia menjawab, “Cita-citaku dan angan-anganku di dunia ini supaya Allah ridho kepadaku.”
19. Dan sebagian yang lainnya ditanya, “Apakah puncak daripada ridho terhadap ketentuan Allah?” maka dia menjawab, “Janganlah engkau eprnah gembira terhadap harta benda yang datang di kehidupan dunia dan janganlah engkau bersedih dari sesuatu yang hilang darimu dari urusan dunia. Dan janganlah engkau mengulur-ulur waktu dalam beramal kebaikan, karena itulah pintu dari segala macam kesesatan.”
Sumber Syariat Islam Solusi Kehidupan Dunia Kitab Karya Habib Segaf Baharun