Sunnah Sholat Idul Adha
Contents dan Daftar isi
SHOLAT IEDUL ADHA DAN IEDUL FITRI
Sholat ied merupakan paling afdlolnya sholat-sholat sunnah dan sholat iedul adha lebih afdlol dari sholat idul fitri dan hukum melaksanakannya adalah sunnah baik dilaksanakan dengan cara berjama’ah dan itu yang lebih afdlol atau dengan cara tanpa jama’ah dengan melaksanakannya sendirian.
A. Waktu Pelaksanaannya
Sedangkan waktu pelaksanaan sholat ied baik iedul adha maupun iedul fitri, mulai masuk waktunya dari mulai terbit matahari hingga waktu zawal (masuknya waktu dzuhur). Pada tanggal 1 syawal untuk hari raya iedul fitri dan tanggal 10 dzulhijah untuk idul adha.
Maka tidak sah jika dilaksanakan sebelum terbitnya mata-hari, dan menjadi qodlo’ jika dilaksanakan setelah masuk waktu sholat dzuhur.
B. Cara Melaksanakan Sholat Ied
Dan cara melaksanakan sholat ied baik idul adha maupun idul fitri adalah sama seperti sholat dua rakaat biasa cuma ditambah beberapa hal dibawah ini:
a. Melafadkan takbir 7 kali pada rakaat pertama setelah membaca doa Iftitah dan 5 takbir pada rakaat kedua dan jika lupa tidak melaksanakannya hingga memulai atau telah selesai dari membaca Al-Fatihah maka tidak boleh kembali untuk mengucapkan takbir-takbir tersebut. Dan jika kita ketinggalan beberapa takbir bersama imam maka tidak usah diganti, beberapa yang kita dapatkan bersama imam itulah yang sunnah kita lakukan dan tidak perlu menambah.
Dan jika kita sholat sebagai ma’mum lalu imam kita tidak membaca takbir tersebut maka tidak boleh kita membaca-nya tanpa bacaan imam. Begitu pula jika imam kita menambah jumlah takbir dari yang semestinya maka kita tidak mengikutinya dalam takbir yang lebih dari semes-tinya.
b. mengangkat kedua tangan seperti ketika kita melakukan takbirotul ihrom setiap kali kita mengucapkan lafad-lafad takbir.
c. Mengucapkan takbir-takbir tersebut dengan suara keras bukan pelan baik bagi imam atau ma’mum begitu pula bagi munfarid (seseorang yang melaksanakan sholat sendirian tanpa jama’ah )
d. setiap selesai membaca duakali takbir disunnahkan untuk membaca Al baqiatus sholihat dengan suara pelan yaitu kalimat berikut ini:
سُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ لله وَلاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَالله أَكْبَر
e. mengembalikan posisi tangan setelah setiap kali takbir ke posisi semula yaitu tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri dan diletakan keduanya dibawah dada dan diatas pusar.
f. setelah selesai membaca takbir-takbir tersebut langsung disambung dengan membaca ta’awwudz sebelum membaca Al-Fatihah.
g. membaca surat ق pada rakaat pertama dan surat اقتربت pada rakaat kedua atau membaca surat الاعلى pada rakaat pertama dan surat الغاشية pada rakaat kedua, dan disunnahkan hal itu baik bagi imam atau bagi munfarid (orang yang sholat sendirian tanpa berjama’ah), sedangkan bagi para ma’mum hanya mendengarkan bacaan imamnya saja, jadi setelah membaca surat Al-Fatihah para ma’mun tidak disunnahkan untuk membaca surat tapi cukup mendengarkan bacaan imamnya. kesimpulannya bahwa yang membedakan antara sholat ied dan sholat biasa adalah tujuh hal diatas itu adapun yang lainnya sama saja seperti dalam melaksanakan rukun-rukun sholatnya sama saja.
C. Contoh niat sholat ied
أُصَلِّي سُنَّةَ عِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لله تَعَالَى
USHOLLII SUNNATA ‘IIDIL ADHAA ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA;AN MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALA
Aku berniat melaksanakan sholat sunnah iedul adha dua rakaat dalam keadaan menghadap kiblat secara ada’an dan ma’muman kerena Allah ta’ala.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لله تَعَالَى
USHOLLII SUNNATA ‘IEDIL FITRI ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA;AN MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALA
Aku berniat melaksanakan sholat sunnah iedul adha dua rakaat dalam keadaan menghadap kiblat secara ada’an dan ma’muman kerena Allah ta’ala.
D. Perkara-perkara yang disunnahkan ketika melaksanakan sholat ied
a. Mengakhirkan sholat iedul adha setelah berlalunya waktu dari terbitnya matahari dengan satu tombak atau empat derajat atau dengan hitungan menit setelah 16 menit dari terbitnya matahari sedangkan pelaksanaan dari sholat iedul fitri di akhirkan sehingga dua tombak atau 8 derajat dan dengan hitungan menit setelah 32 menit dari terbit-nya matahari sedangkan hikmahnya supaya lebih luas waktunya untuk mengeluarkan zakat fitrah Sedangkan dalam sholat idul adha dianjurkan supaya dipercepat pelaksanaannya agar supaya luas waktu setelah itu untuk menyembelih kurban.
b. dilaksanakan sholat ied didalam masjid jika bisa memuat semua kaum muslimin di sekitar tempat itu dan jika tidak muat maka di laksanakan ditempat yang lapang yang dapat memuat mereka seperti lapangan alun-alun dan lain-lain.
c. Menghidupkan dua malam ied (iedul adha dan fitri) dengan bermacam-macam ibadah terutama dengan mem-perbanyak membaca takbir dan paling sedikitnya dengan sholat isya’ pada malam ied dan subuh pada hari itu dengan cara berjama’ah.
d. Melakukan mandi pada hari ied baik bagi yang akan melaksanakan sholat ied atau tidak, dan masuk waktunya dengan berlalunya tengah malam kedua atau setelah lewat tengah malam, dan keluar waktunya dengan terbe-namnya matahari pada hari lebaran.
e. berhias dengan memakai pakaian yang baru dan memakai wewangian baik bagi yang akan melaksanakan sholat ied atau tidak, baik bagi orang yang sudah dewasa maupun masih anak anak dan sunnah untuk perempuan yang sudah tua atau perempuan yang tidak lagi menarik, untuk keluar dan melaksanakan sholat ied bersama-sama kaum muslimin, adapun perempuan masih muda atau yang masih menarik baik dengan wajahnya ataupun dengan badannya. Makruh hukumnya untuk melaksanakan sholat ied bersama kaum muslimin dalam masjid jika hal itu tidak menimbulkan fitnah, akan tetapi jika dengan perginya kemasjid dapat menimbulkan fitnah maka hukumnya harom seperti yang terjadi pada zaman ini susah untuk lepas dari fitnah jadi yang terbaik bagi mereka adalah dengan melaksanakan sholat ied tersebut dirumah mereka masing-masing.
f. berangkat kemasjid untuk sholat ied semenjak pagi hari kecuali bagi imam maka disunnahkan untuk keluar ketika akan tiba waktu pelaksanaan sholat ied.
g. pergi kemasjid untuk melaksanakan sholat ied dengan cara berjalan kaki serta melalui jalan yang lebih jauh jika ada dua jalan sedangkan pulangnya menempuh jalan yang lebih pendek kerena pahala berangkat lebih besar dari pada pahala pulang.
Dan agar supaya dua jalan tersebut sama-sama menyaksi-kan kebaikannya dengan pergi dan pulang dari sholat ied melalui dua jalan tersebut.
h. Memakan sesuatu sebelum melaksanakan sholat iedul fitri untuk membedakan hari itu dengan hari sebelumnya dimana hari sebelumnya dia masih berpuasa dan yang afdlol kita memakan buah kurma dengan hitungan ganjil tiga, lima, tujuh dan seterusnya.
i. tidak makan sesuatu pada hari raya iedul sehingga dia memakan dari daging korbannya pada hari itu.
j. saling mengucapkan selamat dengan datangnya hari lebaran pada hari itu dan mulai masuk waktunya mem-beri kata selamat pada hari lebaran dengan terbenamnya matahari akhir ramadhon dalam iedul fitri dan mulai masuknya waktu subuh pada hari arafah (9 Dzul hijah) untuk hari raya iedul adha, maka kapan sudah masuk waktunya disunnahkan untuk mengucapkan kata-kata sebagai berikut ini :
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
MINAL ‘AA;IDIIN WAL FAA;IZIIN KULLU ‘AAMIN WA ANTUM BIKHOIR
k. Memperbanyak membaca takbir pada hari dan malam lebaran
E. Takbir Hari Raya
Membaca takbir pada hari dan malam lebaran termasuk pekerjaan sunnah yang paling afdlol dilakukan pada waktu itu. Oleh karena itu penting kiranya kita mengetahui secara terperinci hukum tentang takbir tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Macam-macam Takbir
Takbir untuk hari lebaran terbagi menjadi dua bagian yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad
a) Takbir Mursal adalah takbir yang diucapkan kapan saja tidak terikat dengan sholat lima waktu akan tetapi disunnahkan kapan saja baik setelah mengerjakan sholat maupun sebelumnya ketika masuk rumah maupun ketika keluar, ketika naik kendaraan maupun ketika turun darinya Pokoknya kapan saja setiap waktu kita disunnahkan untuk mengucapkannya.
Waktu Membaca Takbir Mursal
Adapun waktu dari mengucapkan takbir mursal ini adalah mulai terbenamnya matahari malam lebaran hingga ketika imam mengucapkan takbiratul ihrom untuk sholat ied jika kita melaksanakan sholat ied berjama’ah atau hingga kita mengucapkan takbiratul ihrom untuk sholat ied jika kita sholat sendirian tanpa berjama’ah, dan waktu mengucapkan takbir mursal ini sama saja baik dalam hari raya iedul adha maupun iedul fitri.
b) Takbir Muqayyad, adalah takbir yang hanya dibaca setelah kita melaksanakan sholat baik sholat lima waktu atau sholat sunnah. Baik sholat yang kita laksanakan ada’an atau qodlo’an , Dan takbir macam ini hanya disunnahkan ketika hari raya iedul adha saja.
Waktu Membaca Takbir Muqoyyad
Sedangkan waktu membacanya adalah mulai setelah melaksanakan sholat subuh pada hari arofah (tanggal 9 dzul hijjah) hingga setelah menunaikan sholat ashar pada akhir hari hari tasyrik (tanggal 13 Dzulhijjah), dan waktu membacanya tersebut untuk mereka yang tidak sedang melakukan ibadah Haji. Adapun bagi mereka yang sedang melakukan ibadah haji maka masuk waktunya membaca takbir muqayyad ini setelah selesai menunaikan sholat dzuhur pada hari lebaran (tanggal 10 dzul hijjah) karena itulah sholat pertama yang dia lakukan setelah tahallul. Adapun sebelum waktu itu tidak disunnahkan baginya untuk membaca takbir karena dia pada waktu itu dianjurkan untuk selalu membaca kalimat talbiyah, sedangkan waktu berakhirnya membaca takbir muqoyyad bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji adalah setelah sholat subuh pada Akhir hari-hari tasyrik, karena sholat shubuh pada hari itu baginya adalah sholat terakhir sebelum nafar stani (13 Dzulhijjah).
Jadi perbedaan antara takbir muqayyad dan mursal jika akan dibaca setelah menunaikan sholat adalah jika takbir yang akan dibaca adalah takbir muqayyad maka dibaca langsung setelah salam dan sebelum membaca wirid apapun. Adapun jika takbir mursal yang akan kita baca maka kita membacanya setelah selesai membaca wirid-wirid sholat.
2. Kalimat Takbir Ied
Kalimat takbir untuk lebaran baik iedul adha maupun iedul fitri dan baik takbir muqoyyad atau takbir mursal sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW. adalah sebagai berikut :
اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه ولاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاه مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُون لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ
ALLAAHU AKBAR ×3 LAAILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU, ALLAAHU AKBAR KABIIRO WALHAMDU LILLAHI KATSIIRO WASUBHAANALLAAHI BUKROTAU WA;ASHIILA, LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALAA NA’BUDU ILLAA IYYAAHU MUKHLISIINA LAHUD DIINA WALAU KAROHAL KAAFIRUUN, LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH SHODAQO WA’DAH WANASHORO ‘ABDAH WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH, LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALAA NA’BUDU ILLAA IYYAAHU MUKHLISHIINA LAHUD DIINA WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR ALLAHU AKBAR WALILLAA HILHAMD.
Maha Besar Allah 3x tidak ada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya serta Maha Suci Allah setiap pagi dan sore.
Tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Esa yang selalu menepati segala janji-janjiNya dan selalu menolong hamba-hambanya.
Dan memulyakan para tentaranya serta mengalahkan semua golongan musuhnya seorang diri.
Tidak ada Tuhan selain Allah dan Kami tidaklah menyembah Tuhan selainnya. Kami menerima dengan segala aturannya dalam agama. Walau orang-orang kafir membenci hal itu.
Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah lah Maha Besar serta segala pujian hanyalah untuknya.
Maka sunnah hukumnya membaca takbir diatas, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Cuma bedanya kalau laki-laki disunnahkan untuk mengeraskan suaranya ketika membaca takbir. Sedangkan para perempuan tidak disunnahkan membacanya dengan keras, bahkan harom jika sampai menimbulkan fitnah.
Sunnah Sholat idul Adha
Sunnah Sholat Idul adha