Nambah Uslub (1)
بَلَغَنِي أَنَّ : | “DENGAR DENGAR” |
بَلَغَنِي أَنَّكَ تَزَوَّجْتَ | Dengar dengar kamu udah nikah. |
بَلَغَنِي أَنَّهَا تَسْكُنُ فِي هَذِهِ المَدِيْنَة | Dengar dengar dia tinggal di kota ini |
بَلَغَنِي أَنَّ الأُسْتَاذ يَغِيْبُ اليَوْم | Dengar dengar dosennya gak masuk hari ini |
Dengar Dengar = بلغني أن …
Contoh:
بلغني أنك تزوجت
Dengar dengar kamu udah nikah.
بلغني أنك تعددت
Dengar dengar kamu nikah lagi
بلغني أنها تسكن في هذه المدينة
Dengar dengar dia tinggal di kota ini
بلغني أن الأستاذ يغيب اليوم
Dengar dengar dosennya gak masuk hari ini
untuk contoh contoh lainnya sebagai berikut
بلغني انك ناجح في الموظف
بلغني أنك تزورني بالأمس
بلغني انه مشتاق إليك
بلغني أنك تحب صيد السمك.
قيل لرجل: بلغني أنك تعددت؟
فقال : أولم يبلغك أني جبان؟
بلغني انك انقلت من هذا المعهد
بلغني أن غبت عن الدرس
بلغني أن صديقنا محمد مرشد قد تزوج للمرة الثانية
Penjelasan Detail
Mengungkapkan Kalimat “Dengar-dengar”*
(Serial Uslub Nahwu)
Sahabat sekalian, mulai pekan ini, insya Alloh Koin Arab akan menyajikan serial uslub nahwu.
Uslub ialah cara/gaya bahasa untuk menuangkan pikiran/perasaan melalui untaian kata. Dengan demikian, uslub nahwu lebih kurang bermakna gaya bahasa yang sesuai dengan kaidah nahwu.
Contents dan Daftar isi
Pada pembahasan kali ini, akan disajikan cara mengungkapkan kalimat yang kalau dalam bahasa sehari-hari kita sebut dengan “dengar-dengar”.
“DENGAR DENGAR” = …….. بَلَغَنِيْ أَنَّ
Ungkapan بَلَغَنِيْ dalam kamus Mu’jam Ma’any bermakna وَصَلَ إلَى عِلْمِي yang secara sederhana adalah “telah sampai kepadaku sebuah kabar”
Rumusnya adalah :
بَلَغَنِيْ أَنَّ + جملة اسمية
Ungkapan بَلَغَنِيْ أَنَّ yang diikuti dengan kalimat nomina/jumlah ismiyyah yang menjadi isi kabarnya (misalnya = obyek yang dibicarakan + Topik yang dibicarakan)
Jangan lupa bahwa isim yang berada setelah أَنَّ harus manshub.
Contoh:
بَلَغَنِيْ أَنَّكَ تَزَوَّجْتَ
Dengar dengar kamu udah nikah.
adapaun Makna secara harfiyahnya = “telah sampai kepadaku kabar bahwa kamu udah nikah”
بَلَغَنِيْ أَنَّكَ تَعَدَّدْتَ
Dengar dengar kamu nikah lagi
بَلَغَنِيْ أَنَّهَا تَسْكُنُ فِيْ هَذِهِ الْمَدِيْنَةِ
Dengar dengar dia (wanita) tinggal di kota ini
بَلَغَنِيْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ يَغِيْبُ الْيَوْمَ
Atau
بَلَغَنِيْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ غَائِبٌ الْيَوْمَ
Dengar dengar dosennya gak masuk hari ini
Nah, kalau kita telaah struktur kalimatnya, uslub nahwu kali ini berpola :
Fi’il + Maf’ul bihi + Fa’il [ أَنَّ sbg Huruf mashdar + Jumlah ismiyyah (isim أَنَّ + khobar أَنَّ) ]
Dalam hal ini, susunan huruf mashdar أَنَّ dan jumlah ismiyyah (yang merupakan mashdar mu’awwal dan dapat diubah menjadi isim) berkedudukan sebagai fa’il dari Fi’il pada بَلَغَنِيْ.
Misalnya
بَلَغَنِيْ أَنَّكَ تَزَوَّجْتَ
Dengar dengar kamu nikah lagi
adapun Makna secara harfiyahnya = “Telah sampai kepadaku kabar bahwa kamu udah nikah”
Bisa diubah menjadi
بَلَغَنِيْ تَزَوُّجُكَ
“Telah sampai kepadaku (perihal) pernikahanmu”
Adapun huruf Nun pada بَلَغَنِيْ merupakan huruf Nun wiqoyah yakni huruf tambahan untuk menjaga agar fi’il-nya yakni بَلَغَ tidak berakhiran kasroh karena adanya يْ sebagai dhomir mutakallim/kata ganti pihak yang berbicara (yang berkedudukan sebagai maf’ul bihi/obyek).
di IG saya Juga Mengumpulkan Uslub Uslub Bahasa Arab dari Dr Nasruddin Idris Jauhar