Kita Akan mengumpulkan hal hal tentang Motivasi Islam dan Kata Kata Motivasi Islam
MENGUATKAN KEYAKINAN, SOLUSI DIDALAM MENGGAPAI TUJUAN HIDUP YANG HAKIKI
Keyakinan merupakan sebuah landasan dari sebuah perbuatan. Kesuksesan didalam didalam menggapai tujuan maupun didalam berbuat suatu perbuatan tergantung kepada keyakinannya. Tambah sempurna keyakinan seseorang, tambah sempurna pula kesuksesan dia dalam berbuat maupun didalam meraih suatu tujuan.
Gambaran yang paling dekat dalam hal itu adalah gambaran siang dan malam, dimana kita bisa mengetahui bahwasanya siang itu yang pertanda terbitnya matahari sampai terbenam matahari merupakan waktunya untuk bekerja, waktunya untuk mengais rizqi, waktunya untuk melaksanakan aktifitas kita sehari-hari.
Berbeda ketika hari menjelang malam, waktunya untuk kita berkumpul keluarga, waktunya kita untuk beristirahat, waktunya untuk kita rehat supaya kita esok harinya dalam keadaan siap siaga untuk melaksanakan aktifitas kita sehari-hari.
Bukankah setiap orang yang berkeyakinan dengan tampaknya dan timbulnya matahari, maka tidak canggung dia melaksanakan aktifitas sehari-hari didalam mengais rizki, berangkat ke kantor, dan sebagainya? Dan ketika dia berangkat ke kantor tanpa ada keraguan sedikitpun, “Apakah sekarang sudah waktunya berangkat ke kantor atau belum?”. Berbeda kalau seumpama dia bangun di tengah malam, kemudian ada yang menyampaikan, “Kenapa kamu belum berangkat ke kantor?”.
Maka tentunya dia akan merasa ragu, “Kenapa saya harus berangkat malam ini? Karena matahari belum tampak. Apakah ada suatu pekerjaan dan lain sebagainya?” Sehingga walaupun dia dipaksa, walaupun ditekan, dia tidak akan berangkat karena memnag pada waktu itu bukan waktunya untuk bekerja, bukan waktunya untuk ngantor, bukan waktunya untuk mengais rizqi.
Begitulah seseorang ketika merasa keyakinannya sempurna bahwasanya kehidupan ini adalah sebuah jembatan atau perantara untuk meraih kehidupan yang hakiki, yaitu kehidupan di akhirat nanti untuk menggapai ridho-Nya, untuk mencari syurga-Nya dan untuk menyelamatkan diri daripada ancaman dan neraka-Nya.
Sebuah keyakinan tatkala sudah menancap didalam hati seseorang, maka jadilah dengannya sesuatu yang mistri tidak lagi mistri. Sesuatu yang ghaib akan menjadi sebuah kenyataan (real). Maka dari itu Al-Imam Ali Karramallahu Wajhah berkata:
لَو كُشِفَ الغِطَاءُ مَا ازْدَدتُ يَقِينًا
Kalau seumpama dibuka penutup dan penghalang ini sehingga aku bisa melihat sesuatu yang sifatnya mistri, maka aku tidak akan bertambah keyakinanku.
Karena memang keyakinan Imam Ali sudah mendekati kepada kesempurnaan berkat apa yang telah dia pelajarinya dan dia terimanya daripada didikan yang bersumber dari Nabi Muhammad .
Keyakinan adalah sebuah ibarat dari kuatnya iman seseorang dan kekokohannya, sehingga menjadi bagaikan benteng dan tiang yang sangat kokoh dan teguh yang tidak akan diombang-ambingkan oleh keraguan dan tidak akan dipermainkan oleh angan-angan.
Dan ketika keyakinan itu ada pada diri seseorang, hampir dikatakan tidak ada lagi keraguan dan tidak ada lagi sebuah angan-angan, tapi semuanya adalah sebuah realitas kehidupan yang nyata dan meyakinkan. Ibaratnya bagaikan seseorang yang melihat matahari yang sudah terbit, tatkala seseorang mengatakan, “Ini adalah malam hari.” Maka dengan spontan telinganya yang mendengar kata-kata tersebut akan mengatakan, “Tidak! Ini adalah siang hari!” Dan walaupun ditekan bagaimanapun, dipaksa untuk mengatakan malam, dia tidak akan mengatakannya. Itulah ungkapan daripada sebuah keyakinan.
Sedangkan syetan selalu yang dijanjikan dan dipropagandakan kepada manusia ketika membisiki dan menggodanya itu selalu dengan keraguan, yaitu berusaha menyusupkan keraguan didalam pikiran seorang manusia sehingga dia tidak lagi mantap dalam melakukannya atau bahkan dia meninggalkan sesuatu yang dianggapnya tidak pasti atau tidak real dalam kehidupan.
Dari situlah mereka para syetan bisa mempengaruhi dan membisiki manusia.
Sedangkan seseorang yang memiliki keyakinan yang berarti keimanan yang sangat kuat dalam hati, maka dia tidak akan didekati oleh syetan karena memang syetan sangat tahu, syetan itu akan mendekati kepada orang yang masih bisa menerimanya.
Tatkala dia mempunyai keyakinan yang sangat kokoh dan teguh, maka dia akan menganggap bahwasanya membodohi, membisiki dan menggoda orang tersebut merupakan perbuatan yang sia-sia sehingga dia akan mencari jalan-jalan yang lainnya untuk menjerumuskannya. Oleh karena itu Nabi Muhammad mamuji Sayyidina Umar bin Khottob dalam hadisnya yang berbunyi:
إِنَّ الشَّيطَانَ لَيَفرَقَ مِن ظِلِّ عُمَر وَمَا سَلَكَ عُمَر فَجّاً إِلاَّ سَلَكَ الشَّيطَانُ فَجّاً آخَر (رسالة المعاونة ص.3)
Sesungguhnya syetan itu akan lari dari bayangan Umar. Dan sungguh Umar tidak melewati suatu gang kecuali pasti syetan itu akan melalui gang yang lainnya karena takut kepada Umar. (Risalah Mu’awanah hal. 3)
Untuk Pembahasan Motivasi Islam dan Kata Kata Motivasi Islam
Kunjungi Juga
Habib Segaf Baharun, Fenomena Hijrah dan Makna Esensi Hijrah