Khutbah Jumat Singkat Menjaga Hati dan Cara Membersihkan Hati

Naskah Khutbah Jumat Singkat, Teks Khutbah Jumat Singkat, Khutbah Jumat, Khutbah Swawwal, Khutbah jumat Menjaga hati
Naskah Khutbah Jumat Singkat, Teks Khutbah Jumat Singkat, Khutbah Jumat, Khutbah Swawwal, Khutbah jumat Menjaga hati

Khutbah Jumat Singkat Menjaga Hati

Semoga Admin bisa selalu update setiap minggu,

Bagi yang ingin Khutbah jumat PDF silahkan Klik di sini

Naskah Khutbah Jumat Singkat, Khutbah Syawwal, Menjaga Hati

 

Al Faqier selaku khotib di mimbar yang mulia ini Marilah kita selalu berupaya dan berusaha meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, taqwa dengan sebenar benarnya taqwa, taqwa di setiap pekerjaan kita maupun gerak gerik lintasan hati kita.

Nabi Muhammad saw bersabda :

إِنّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُم وَأَعْمَالِكُم، وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُم وَنِيّاتِكُم

Sesungguhnya Allah tidak memandang gambarangan fisik dan tindakan kalian, namun Allah memandang pada hati dan niat kalian.

Maka kita wujudkan ucapan kita menjadi sikap kita dan cara kita bersikap kita singkronkan dengan niat dan keikhlasan, dan niat kita serta ikhlas kita selalu kita jaga dengan membersihkan hati dan menjernihkan jiwa, sesungguhnya niat tersebut merupakan poros utama pandangan Allah swt.

Dalam hadits disebutkan :

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ سَائِرُ الجَسَدِ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ الجَسَدِ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

Bahwa Sesungguhnya di Jasad ada gumpalan daging, jika gumpalan daging tersebut bagus maka seluruh tubuh pun bagus, dan jika gumpalan daging tersebut rusak maka seluruh tubuh pun akan rusak, dan gumpalan daging tersebut adalah hati.

Maka kita wajib memperhatikan hati kita, menata hati kita, memberikan perhatian khusus kepada hati kita, memperbaikinya dan meluruskannya.

Dinamakan hati sebagai Qolbu القلب Karena sering تقلب (taqollub) yang artinya bergejolak, Nabi Bersabda :

إِنَّهُ أَسْرَعُ تَقَلُّبًا مِنَ القِدْرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْيَانُهَا

Sesungguhnya hati lebih cepat bergejolak daripada Wazan yang mendidih.

Oleh karena itu di wirid yang selalu kita baca setelah setiap selesai Sholat

يَا مُقَلِّبَ القُلُوب، ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلىَ دِيْنِ الإِسْلَام

Wahai yang membolak balik hati tetapkanlah hati kami dalam agama islam.

Kemudian Berhati hatilah kita terhadap hati yang keras, kerasnya hati dan kekakuannya akan membuat hati kita tidak tersentuh oleh nasehat dan mauidzoh hasanah, tidak pula hati akan lebih lembut ketika mendengar tentang prihal kematian, Janji Allah, Siksa neraka dan keadaan keadaan di akherat.

Nabi Muhammad saw bersabda

أَبْعَدُ الأَشْيَاء مِنَ اللهِ تَعَالَى القَلْبُ القَاسِي

Sesungguhnya hal yang paling jauh dari Allah ta’ala adalah hati yang keras.

Nabi Muhammad saw menjelaskan bagaimana proses sebuah hati menjadi bersih dan bagaimana proses hati itu menjadi hitam pekat

إِنَّ الإِيْمَان يَبْدُو فِي القَلْبِ لُمْعَةٌ بَيْضَاء، ثُمَّ تَزِيْدُ حَتَّى يَبْيَضُّ القَلْبُ كُلُّهُ، وَإِنَّ النِّفَاقَ يَبْدُو فِي القَلْبِ نُكْتَةٌ سَوْدَاء، ثُمَّ تَزِيْدُ حَتَّى يَسْوَدُّ كُلُّهُ

Sesungguhnya iman muncul di hati berupa tanda putih bercahaya kemudian bertambah hingga seluruh hati menjadi putih seluruhnya, sesungguhnya nifaq / kemunafikan muncul pada hati berupa titik bintik noda hitam, kemudian bertambah hingga seluruh hati menghitam.

Segala hal dimulai dari kecil sebelum kemudian mendarah daging, maka marilah kita introveksi diri, mungkinkah kita sulit berbaik sangka karena kita sudah terbiasa berburuk sangka, mungkinkah kita sering hasud, iri, dengki, karena kita belum bisa melihat orang lain bahagia, mengapa kita angkuh dan ujub ?, apakah karena kita merasa dirikita lebih baik dari orang lain ?, marilah kita evaluasi bersama dan kemudian kita berdamai dengan hati kita, memaafkan orang lain, ikut bahagia jika orang lain bahagia kemudian berhusnudzon atau berbaik sangka kepada setiap hamba Allah dan selalu berbaik sangka kepada Allah, semoga Allah berikan kita taufiq hidayah agar selalu menjaga hati kita dalam ketaatan.

 

Khutbah Jumat Singkat ini terinspirasi dari Kitab Nashoih Diniyah

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *