ini adalah Khutbah Idul Fitri, karena hampir setiap tahun banyak sekali yang meminta teks khutbah idul fitri,
maka hari hari ini akan saya buatkan beberapa teks khutbah idul fitri semoga bermanfaat.
Jika ada amal jariah dari pembuatan teks khutbah khutbah yang selalu saya posting di sini, semoga bisa menjadi amal jariah untuk para guru dan keluarga.’untuk khutbah idul fitri PDF silahkan klik di sini
Khutbah Idul Fitri Menyentuh Hati
Hadirin jamaah shalat ied yang mulia, pada ini hari yang mulia ini kita ditakdirkan oleh Allah swt untuk berada di hari Idul Fitri sebagai tanda usainya puasa Ramadhan tahun ini dan pertanda kesempurnaan dan kemenangan kita melawan hawa nafsu, Plus tambahan usia yang diberi Allah ke kita, kita semua dapat berbahagia ini hari, berkumpul di satu tempat yang mulia ini karena tidak ada kebahagiaan yang lebih cantik dibanding zikir, bertakbir dan bertahmid dan mengesakan Allah swt.
Mudah-mudahan takbir, tahmid dan tahlil kita hari ini selalu bergema dalam hati kita sampai kita masuk liang lahat dan semoga kita diberikan taufiq dan hidayah berupa kemampuan untuk menutup umur kita dengan kalimat syahadah .
Kita saat ini masih ada dalam dunia, atau persisnya kita ada di atas bumi Indonesia tempat kita bersujud dan menyemai amal saleh, Jika manusia yang terbaik menurut Allah adalah yang terbanyak berguna, melakukan perbuatan baik pada setiap orang, Tetapi kita perlu hati yang bersih, karena hati yang bersih itu tempat tumbuh suburnya iman, cinta, jauh dari kedengkian dan rasa perseteruan.
Maka jika kita berpikir tenang kita akan semakin rendah hati untuk mengaku beberapa orang yang berjasa mengusahakan keperluan kebutuhan kita, selanjutnya kita berasa berutang budi dan mengucapkan terima kasih ke mereka.
Dari kejernihan pemikiran semacam itu akan ada penghargaan untuk memuliakan manusia, manusia akan hidup dalam interaksi yang baik jika dapat menghargakan jasa seseorang kepadanya. Walau jasa itu kecil, diibaratkan misalkan jasa garam. Keperluan kita pada garam dalam satu hari sedikit, tetapi makan dengan lauk (ikan) yang tidak ada garamnya akan terasa sangat hambar dan tidak enak.
من لم يشكر الناس لم يشكر الله
barangsiapa yang tidak bersyukur keapada manusia maka ia tidaklah bersyukur kepada Allah
disaat kita pandai menata hati, merendahkan ego kita, berdamai dengan masa lalu kita yang suram, berdamai dengan keadaan kita yang selalu menyakitkan hati kita, maka dengan meningat jasa jasa tiap orang terlepas dari kekurangan dan hal hal yang melukai hati kita, dengan mengingat jasa tersebut kita pandai bersyukur kepada sesama yang sejatinya adalah bersyukur kepada Allah.
maka setelah kita pandai menata hati kita, kita pun dengan tulus bersalaman, bermaaf maafan, di hari idul fitri yang pernuh berbahagia dan penuh berkah ini, bersalaman dan bermaaf maafan bukan semata formalitas tahunan yang selalu kita jalani, namun sepenuh hati kita jadikan hati kita samudra yang siap menampung segala kegelisahan, kejengkelan, kesalahan dan kekhilafan orang lain, jika hati sudah bagai samudra maka sekotor apa pun kesalahan, seburuk apa pun bangkai di lautan akan sirna yang nampak hanyalah samudra yang penuh dengan keindahan alam
Hati yang nyaman, tentram dan damai akan didapat dengan mengaku kebesaran Allah dan banyak berzikir kepada Allah. Pengabdian, Penghambaan kepada Allah lewat shalat, zikir, shalawat, baca Alquran, bersedekah, Mengajar, Mendidik,Belajar dan sebagainya akan memengaruhi jiwa untuk berdamai dengan semua manusia. Apa lagi ada pesan dari Allah, “orang orang yang memiliki iman itu adalah bersaudara. ” إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ Maka jika seorang betul-betul memiliki iman dan berzikir, buahnya dia tidak membuat penindasan, kekejaman, dan kekerasan yang mencederai hati dan fisik manusia lainnya.
Patutkah seorang akui “saya memiliki iman,” jika masih suka lakukan kezaliman dan kekerasan, baik kekerasan dalam rumah tangga seperti memukul istri, mencederai badan anak, atau kekerasan di luar rumah tangga berbentuk kekacauan, perampokan, adu domba dan sebagainya yang menghancurkan aturan kehidupan?
Tiap manusia yang memiliki iman dan bertakwa punyai pekerjaan memperlihatkan dirinya sebagai manusia “Khalifatullah,” yakni manusia yang bermoral, inovatif, dan selalu hadir untuk membahagiakan seseorang dalam pertemanan. Karena itu dibutuhkan tata krama pergaulan interaksi yang indah. Misalkan, dalam bicara mengusahakan dianya memakai kalimat yang santun dan membahagiakan orang yang dengarnya, dan berusaha menghindar kalimat kotor yang menyakitkan.
Tiap kalimat kotor disampaikan itu menyimbolkan hati orang yang mengucapkankannya kotor. Mengakibatkan komunikasi dan pertemanan akan terusik hingga situasi nyaman dan rukun tidak terjadi.
Itu pentingnya rasa “ukhuwah,” yakni rasa persaudaraan yang ikhlas. Dalam persaudaraan yang ikhlas, tiap manusia akan berusaha untuk saling membantu, menolong, dan menyenangkan orang lain
Karenanya, tiap insan yang memiliki iman mempunyai peran untuk berintrospeksi, apa langkah berbicara dan langkah bergaulnya dapat membahagiakan seseorang? ataukah sia sia semata, atau bahkan melukai perasaan
Bila tidak, maka artinya kita harus semakin tingkatkan rasa taqarrub kita ke Allah, hingga ini bersih dari sakit hati, egois, berasa betul sendiri, tinggi hati, takabbur, yang membuat komunikasi kita sama orang lain jadi tidak berhasil. Apabila kita tidak berhasil berbicara dengan baik, kemungkinan tidak berhasil sebagai manusia karena hati tidak tulus.
Itu keutamaan adab yang mulia dan hati yang ikhlas tulus. Kebersama-samaan itu jadi suatu hal yang paling bernilai dalam kehidupan, berkebangsaan dan bernegara karena manusia tidak dapat menuntaskan permasalahan besar tanpa kebersama-samaan. Dalam kebersama-samaan, peranan seseorang benar-benar dipandang. Orang yang cuman mengutamakan dirinya itu disebutkan “egois,” yakni sikap anti sosial yang buruk.
Orang yang semacam itu tidak dapat hidup dengan pergaulan dan interaksi yang bagus. Kebersama-samaan dan kerendahan hati bisa menjadi dasar khusus sesudah iman ke Allah. Disebutkan dalam Alquran jika diutusnya Nabi Muhammad ke dunia ini sebagai “Rahmat” untuk semesta alam. Karunia Rahmat ialah wujud dari kasih sayang Allah ke manusia, sebagai karunia untuk menenteramkan dan menyenangkan manusia.
Karenanya, manusia yang berpikiran sehat tentu tidak sia-siakan agama dan tuntunan agama jika dianya betul-betul menginginkan kebahagiaan yang utama khususnya nantinya di alam akhirat. Dalam persaudaraan kemanusiaan yang tumbuh dari Iman ke Allah, kita diajar oleh Rasulullah berpuasa pada bulan Ramadhan untuk rasakan lapar seperti laparnya Rasulullah, dan kita haus seperti hausnya Rasulullah dalam puasa Ramadhan, supaya kita memiliki rasa empati pada kemiskinan, yang perlu ditingkatkan jadi simpati dan empati ke golongan miskin dan fuqara yang hidup menderita dalam lembah kesengsaraan.
Rasulullah bersabda ; لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه
“Tidak memiliki iman seorang antara kalian hingga kamu menyukai apa untuk saudaranya seperti menyukai untuk dirinya.”
Sebagai tanda kepatuhan kita ke Allah dan kesayangan pada sunnah Rasulullah kita tunaikan zakat dan sedekah supaya golongan miskin dapat keluar dari lingkaran kesengsaraan. Tidak kalah keutamaan adalah fasilitas pembangunan untuk manfaat ummat. Dari sabda Nabi di atas, dengan keyakinan dalam hati saja tidak cukup buat menunjukkan iman seorang, terkecuali apa yang dipercaya itu melahirkan beberapa tindakan positif sebagai wujud riil dari nilai-nilai yang diberikan Allah.
Semua pengetahuan agama yang kita serap dari kitab agama, pengajian, khutbah, dan sebagainya, sudah cukup sebagai modal menjadi manusia yang sangat bernilai.
Namun jika konsep-konsep ilmu, pemikiran, idealisme yang bagus itu tidaklah terwujud menjadi amal tindakan, maka konsep-konsep tersebut yang bakal mengejek dan menertawai diri kita karena sebagai aktor hidup dan pemilik pengetahuan, diri ini tidak lebih dari kuda yang sanggup bawa dan mengusung beratus kitab dan teori, tapi tak pernah berusaha untuk mewujudkan isi buku yang dibawa dan diangkatnya. Kita harus membudayakan akal sehat, hidup rukun dengan hati nyaman dan bersih, tanpa kedengkian dan perseteruan. Kedengkian dan perseteruan tidak patut dipunyai oleh orang yang memiliki iman dan ingin hidup dalam ketaqwaan.
Karena itu tidaklah mustahil jika kadang-kadang kita dapatkan orang yang demikian pintarnya sampaikan teori-teori kemuliaan hidup namun pada praktik senang makan daging bangsanya sendiri atau orang yang paling trampil merangkai kalimat cantik mengenai agama dan budi mulia namun pada realita hidup setiap hari sangat gemar dan senang bikin rugi seseorang.
Disini perlu dimengerti jika agama itu bukan hanya pengetahuan, bukan pula sekedar harapan masuk surga, bukan pula rangkaian beberapa kalimat cantik, tapi realita gerak, praktek, sikap, atau perlakuan yang pasti realistik bermanfaat untuk seseorang, untuk bangsa dan Negara.
Allah Memberikan Peringatan
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Maknanya: “Takutlah di suatu hari kamu kembali ke Allah (mati) selanjutnya disandingkan dengan tiap orang dengan yang sudah dibuat (dalam dunia) dan mereka tidak ada yang tersiksa.”
Ayat di atas menerangkan jika kita akan mati; kita akan disandingkan dengan amal baik atau mungkin dengan amal buruk kita. Siapa berbuat banyak baik (amal saleh) dalam dunia akan memetik kebahagiaan yang namanya sorga, dan siapakah yang lakukan maksiat akan berjumpa amal jeleknya di neraka. Allahu Besar.
Kelak Kita akan tinggalkan dunia ini. Satu saat kita akan dipendamkan. Hanya Iman dan takwa yang bakal kita membawa menghadap Allah. Karena itu hari Raya saat ini kita janji ke diri sendiri, jika tersisa usia kita akan kita gunakan untuk berbakti ke Allah untuk beramal saleh dan melakukan perbuatan yang terbaik untuk Bangsa dan Tanah air.
Mohon Maaf Jika Saya ada salah khilaf, mari kita berhalal bi halal
من العائدين والفائزين كل عام وأنتم بالخير
Semoga Amal ibadah Ramadhan kita diterima Allah swt, semoga interaksi kita semakin baik dengan sesama, semoga di hari idul fitri ini Allah hapus semua dosa dosa kita,
Mudah-mudahan kita masih diperkenankan oleh Allah untuk berjumpa dengan bulan ramadhan tahun depannya. Amin.