Silahkan yang ingin khutbah idul adha Habib Ali Baharun Versi lengkap, silahkan ambil di sini
24 Khutbah Idul Adha Al Habib Ali baharun versi Lengkap
Khutbah idul Adha
Al Habib Ali bin Hasan Baharun
(Versi Lengkap)
اللهُ أَكْبَر x9 اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إله إِلّا اللهَ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إله إِلّا اللهَ وَاللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر وَلِلهِ الحَمْدُ، الحَمْدُ لِلهِ المَلِكِ الجَبَّارِ القَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي تَتَوَالَى كَالأَمْطَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَثْرَةِ فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَثْقُلُ بِهَا المِيْزَانُ فِي المَحْشَرِ وَتُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَشَفِيْعَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيّ المُخْتَارُ، أَفْضَلُ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَر المَبْعُوْثُ إِلَى الأَسْوَدِ وَالأَبْيَضِ وَالأَحْمَرِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ المُخْتَارِ وآلهِ الأَطْهَارِ وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ الفَائِزِيْنَ بِالشَّرَفِ الأَفْخَرِ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا أَيُّهَا النَّاس
أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ شَهْرَكُمْ هَذَا شَهْرُ ذِي الحِجَّةِ شَهْرُ اللهِ العَظِيْم، طُوْبَى لِمَنْ يَتَّقِى اللهَ وَيَقْتَدِي بِرَسُوْلِهِ وَيُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ لِإعْلَاءِ كَلِمَاتِهِ
اللهُ أَكْبَر x3 وَلِلهِ الحَمْدُ
Segala puji bagi Allah subhanahu Wa ta’ala dzat yang menciptakan alam semesta ini, Dzat yang Maha Agung dzat Yang Maha mulia yang menciptakan semua kemuliaan, yang jiwa semua kita berada ditangannya, kebahagiaan atau kesengsaraan kita ada di tangan-Nya, dan semua kenikmatan yang kita rasakan, semua hakekatnya dari-Nya
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ الله
tidak ada kenikmatan dari kalian semuanya kecuali semata-mata dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka marilah kita bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan arti takwa yang sebenar-benarnya, dengan melaksanakan seluruh kewajiban Allah subhanahu wa ta’ala, dan menjauhi semua larangan Allah subhanahu Wa ta’ala,
Shalawat serta salam kita haturkan kepada Baginda nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, yang mana dengan sebab Beliau lah kita mendapatkan hidayah yang terang, kita menjadi orang-orang yang selamat insya Allah di dunia dan akhirat semua berkat nabi kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar Walillahilhamd
Pada hari ini ini tanggal 10 Dzulhijjah para jamaah haji sedang berkumpul di Makkah al-mukaromah, mereka berangkat dari negara mereka masing-masing, baik laki-laki maupun wanita yang tua maupun muda mereka semuanya berkumpul saat ini, tepatnya di mina guna melaksanakan amalan daripada kewajiban ibadah haji yang telah diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi yang mampu, dan Alhamdulillah banyak di antara mereka adalah saudara-saudara kita, dan semua adalah saudara-saudara kita yang karena mereka saudara kita yang berasal dari negeri kita, negeri Indonesia yang mereka jumlahnya menjadi jumlah jamaah haji jamaah terbanyak, dan itu menunjukkan bagaimana ketakwaan mereka, bagaimana ketaatan mereka, bagaimana semangat mereka meraih Ridha Allah subhanahu Wa ta’ala, oleh karena itu tidak heran banyak diantara mereka yang menabung sedikit demi sedikit 1000 demi 1000 mereka tabung, sehari demi hari mereka tabung bahkan sampai bisa berjalan bertahun-tahun, mereka baru bisa berangkat untuk menunaikan kewajiban ibadah Allah subhanahu wa ta’ala yang hanya diwajibkan seumur hidup sekali, dan mereka menabung seperti itu tiada lain karena mereka ingin mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
Ingin mereka rukun-rukun mereka lengkap, rukun-rukun Islam mereka menjadi sempurna, dengan mengucapkan syahadat, dan mendirikan salat, dan melaksanakan zakat dan ibadah puasa Ramadan, kemudian menjadi lengkap dan sempurna rukun Islam dengan melaksanakan ibadah haji,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar Walillahilhamd
Ibadah haji memiliki keutamaan yang sangat banyak, Allah subhanahu Wa ta’ala telah menjanjikan ampunan yang besar, telah menjanjikan surga yang istimewa, yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan lisan kekasihnya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya
قال النبيُّ ﷺ: العمرةُ إلى العمرة كفَّارةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُور لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّة
ketahuilah umroh ke umroh yang lain, maka akan menghapus dosa-dosa yang ada di antara keduanya, dan ibadah haji yang baik, ibadah haji yang diterima, maka tidak ada yang pantas balasan untuk nya kecuali surga Allah swt, dalam hadis yang lain nabi kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّه
barang siapa yang melaksanakan haji dan dia tidak berucap dengan ucapan yang kotor, tidak berucap dengan ucapan yang tidak baik, dan dia tidak melakukan kepasifikan dan dosa di waktu haji, maka ketahuilah selesai haji seakan-akan dia telah terlahir kembali dari rahim ibunya suci dan bersih daripada kotoran dosa-dosanya
oleh karena itu ulama mengatakan bahwasanya ibadah haji akan melebur dosa-dosa orang yang melaksanakannya, bahkan daripada keistimewaan haji bukan hanya dosa kecil yang akan dihapus bahkan dosa besar sekalipun akan diampuni oleh Allah swt dengan melaksanakan ibadah haji,
Diceritakan bahwasanya seorang Saleh yang sufi yang ahli ibadah yang waro’ yang berbakti kepada orang tuanya, Muhammad bin Al munkadir telah melaksanakan ibadah haji sebanyak 33 kali, yang berarti beliau melaksanakan nya dalam 33 tahun, karena satu tahun hanya bisa melaksanakan satu kali ibadah haji, padahal nabi kita Nabi Muhammad saw bersabda
مَن حَجَّ حَجَّةً أدى فَرْضَه
وَمَنْ حَجَّ ثَانِيَةً دَايَنَ رَبَّه
وَمَنْ حَجَّ ثَلَاث حِجَج حَرَّمَ اللهُ شَعْرَه وَبَشَرَه عَلَى النَّار
yang artinya barangsiapa yang melaksanakan haji satu kali berarti dia telah melaksanakan hak Allah swt, dan barangsiapa yang melaksanakan haji tua paling berarti dia menghutangi Tuhannya Allah swt, Allah akan berhutang kebaikan kepadanya, dan barangsiapa yang melaksanakan haji Tiga kali pasti Allah akan haramkan rambutnya dan haram kan kulitnya daripada api.
Bahkan suatu saat diceritakan ada seseorang yang dibunuh secara Dzolim, bahkah tidak cukup dibunuh, Maka orang dzolim itu berusaha Untuk membakar tubuhnya yang sudah tidak ada nyawa, tapi Apinya yang besar dan api yang berkobar-kobar tidak bisa membakar jasadnya, Tidak bisa membakar kulitnya bahkan rambutnya pun, Sedikitpun Tidak terbakar, Sehingga membuat orang-orang terheran heran, Sampai mereka datang kepada salah satu ulama, Dan menanyakan sebab atas kejadian yang luar biasa tersebut, Ulama tersebut mengatakan “Barangkali orang tersebut telah melaksanakan tiga kali haji” , Maka mereka mengatakan : “iya, Dia telah melaksanakan tiga kali haji” ,Maka ulama mengatakan tidak salah sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
مَنْ حَجَّ ثَلَاث حِجَج حَرَّمَ اللهُ شَعْرَه وَبَشَرَه عَلَى النَّار
Barang siapa yang haji tiga kali, maka Allah akan haramkan rambutnya dari api, Allah akan haramkan kulitnya dari api bahkan di dunia sebelum di akherat.
Muhammad bin Munkadir Ketika haji yang ke 33 kali, Dari saat beliau berada di padang Arafah, beliau melihat keramaian di saat orang Yang melaksanakan Haji dengan pakaian yang sangat serup,a pakaian ihram yang berwarna putih maka terlintas lah kasih sayang beliau kepada orang-orang Islam yang melaksanakan ibadah haji pada saat itu, Maka beliau mengangkat tangannya dan berkata
“Ya Allah aku telah melaksanakan 33 kali haji Maka satu Haji aku niatkan untuk menggugurkan kewajibanku, Dan haji yang kedua, aku niatkan untuk diberikan kepada ayahku, Dan haji yang ketika aku niatkan untuk diberikan kepada ibuku, maka sisa 30 Haji ya rob, aku berikan kepada mereka yang telah melaksanakan Haji tapi tidak engkau terima ya Rob, Tidak engkau beri ampunan Maka sebagai ganti dari pada haji yang tidak engkau terima aku berikan 30 Haji kepada mereka”,
Tahu-tahu disitu beliau Mendengarkan suara “yaa ibnu mungkadir
أَفَتَكْرَم عَلَى مَنْ خَلَقَ الكَرَام وَتَجُوْدُ عَلَى مَنْ خَلَق الجُوْد وَاللهِ لَقَدْ غَفَرْتُ لِمَن وَقَفَ العَرَفَة قَبْلَ أَنْ أَخْلُقَ العَرَفَة بِأَلْفِ عَامٍ
Wahai ibnu Munkadir, kamu ingin berdermawan kepada Dzat yang menciptakan sifat dermawan ?, kamu ingin bermurah hati kepada Dzat yang menciptakan sifat murah hati ?, Yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Demi Allah bukan saat ini aja tapi sebelum aku menciptakan Arafah, Maka aku sudah ampuni dosa-dosa orang-orang yang yang pernah wukuf di Padang Arafah
Dan sebaliknya, maasyirol muslimin rohimakumullah
untuk dijaga kewajiban Allah Subhanahu Wataala dalam ibadah haji , Karena kita lihat sebagian dari mereka memiliki kemampuan, disehatkan badannya diluaskan rezekinya, Tapi sampai saat ini mereka belum melaksanakan ibadah haji bahkan belum mendaftarkan dirinya untuk pergi haji
Telah datang ancaman yang luar biasa dari Nabi Muhammad saw yang mana Beliau bersabda :
مَنْ مَلَكَ زَادًا وَ رَاحِلَةً تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيْتِ الله وَلَمْ يَحُجّ فَلَا عَلَيْه أَنْ يَمُوْت يَهُوْدِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا
Barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk membeli kendaraan, untuk membawa bekal, atau kalau sekarang memiliki kemampuan untuk mendaftarkan dirinya Untuk melaksanakan Ibadah haji tapi dia tidak mendaftarkan dirinya maka pilihan hanya dua, Mati dalam keadaan Yahudi atau mati dalam keadaan Nasrani Naudzubillah min Dzalik.
Oleh karena itu sampai-sampai Sayyidina Umar bin Khottob, Sebagaimana beliau mengambil jizyah dari orang yahudi, Berniat juga untuk mengambil jizyah kepada orang Islam Yang punya kemampuan untuk Haji namun tidak melaksanakan ibadah haji, Bahkan sahabat said bin jubair salah satu dari pada sahabat Nabi Muhammad saw.
Jika ada jenazah dan dikatakan kepadanya bahwa jenazah itu belum melaksanakan ibadah haji, Beliau menolak untuk melaksanakan Salat jenazah kepada orang tersebut,
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar. Wa lillahilhamd
Pada hari Raya Idul adha ini tidak terlepas ikatan yang kuat dengan dengan kisah nabi Allah Ibrahim Alaihissalam, beliau Seorang nabi, beliau seorang rasul, bahkan beliau termasuk diantara Nabi dan Rasul Ulul Azmi, rasul yang terbaik diantara rasul-rasul, yang berjumlah 5 orang, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad saw
Bahkan dari Ulul Azmi yang ada, Nabi Ibrahim adalah nabi yang terbaik kedua setelah Nabi Muhammad saw, tidak heran Bahwa Allah swt memberikan gelar kepada Nabi Ibrahim sebagai khalilullah ,Dengan kekasih Allah.
Derajat yang tinggi, derajat yang tidak diberikan oleh Allah, Derajat khalilullah Kecuali kepada dua orang Nabi, Yaitu Nabi Ibrahim dan nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Bagaimana Nabi Allah Ibrahim mendapatkan kedudukan yang tinggi, Di sisi Allah swt sampai dijadikannya sebagai Khalilullah, tidak lain karena beliau betul-betul mendapatkan kedudukan yang tinggi dengan Ujian ujian yang berat, mendapatkan cinta Allah swt, dengan rintangan yang sulit, yang mungkin kita tidak bisa melaksanakan ujian tersebut
Berapa banyak ujian yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada Nabi Ibrahim, bahkan di masa mudanya Ketika Nabi Ibrahim dijadikan sebagai nabi dan dilantik sebagai rasul, beliau sudah berhadapan dengan ayahnya sendiri, yang dalam sebagian riwayat pamannya, Yang menyembah berhala bersama kaumnya yang lain, tidak lain adalah ayahnya sendiri menghadangnya melawannya, maka itu adalah suatu ujian bagi Nabi Ibrahim Apakah ia bisa berdakwah mengajar ke jalan yang benar bahkan walaupun kepada Ayahnya sendiri, Dan ternyata Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak pandang bulu, berdakwah mengajar Kepada jalan yang benar bahkan Walaupun itu kepada ayahnya sendiri
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Ketika nabi Allah Ibrahim mengatakan kepada ayahnya aazar, Bagaimana kamu menyembah Kepada berhala-berhala, Pantaskah Berhala-berhala tersebut untuk disembah, maka aku tidak melihat kamu Kecuali Kamu dalam kesesatan yang nyata
Nabi Ibrahim tidak hanya menghadapi ayahnya bahkan Masyarakat secara umum, Bahkan penguasa yang zalim di zamannya pun Kita tahu bagaimana memusuhi Nabi Ibrahim, Menghalangi dakwah Nabi Ibrahim, Bahkan kita tahu bagaimana Nabi Ibrahim, Yang di saat mereka Orang yang menyembah berhala Kumpul untuk hari raya mereka, Nabi Ibrahim tidak ikut bersama mereka, Sendiri, Nabi Ibrahim masuk ke tempat patung-patung yang mereka sembah, Di saat itulah Nabi Ibrahim memecahkan satu per satu patung-patung yang mereka sembah kecuali patung yang paling besar, Patung yang paling besar disisakan dan kemudian diletakkan kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung tersebut di lehernya, Dan kemudian tatkala mereka pulang dari hari raya mereka, Mereka kaget melihat tuhan-tuhan mereka Berantakan Kecuali yang besar, Mereka tidak lain menuduh Nabi Ibrohim sebagai dalang di balik itu semuanya, ketika Nabi Ibrahim dipanggil oleh Raja Namrud di Saat itu, dan dipanggil di depan manusia yang banyak, dan itulah tujuan daripada Nabi Ibrahim, maka ditanya “yaa Nabi ibrahim apakah yang kau perbuat seperti ini ?”, maka Nabi Ibrahim Mengatakan, aku tidak tahu siapa yang berbuat ini, mungkin tuhan kamu yang berbuat, mungkin tuhan kamu yang tahu kalau dia yang berbuat, maka disitulah dia mengatakan “bagaimana kamu koq memerintahkanku untuk menanyakan kepada berhala, padahal itu patung yang tidak bisa berbicara”, maka di saat itu manusia berpikir, patung yang tidak bisa berbicara, benda yang mati, koq mereka sembah, bahkan di saat Nabi Ibrahim Mengatakan “mungkin yang melaksanakan atau menghancurkan patung patung yang lain adalah patung patung paling besar, bukti dari itu kapak ada di patung yang paling besar”, maka raja namrud mengatakan “Bagaimana bisa, patung itu menghancurkan karena dia adalah hanya patung hanya batu”
Maka Nabi Ibrahim Juga Mengatakan “Bagaimana kamu bisa menyembah berhala, menyembah patung yang tidak bisa berbuat apa apa”
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar wa LillahiHamd
Kemudian Nabi Allah Ibrahim As, Mendapatkan Ujian dari Allah swt, Nabi Ibrahim dan Keluarga, dalam waktu yang lama, Allah swt tidak memberikan karunia anak kepada Nabi Ibrahim, berdoa setiap malam dan meminta setiap malam, tapi tetap belum diberikan anak oleh Allah swt sampai umur 86 tahun, sampai beliau sudah tua, ini adalah ujian, karena tidak semua yang terjadi di muka bumi, kecuali atas kehendak Allah swt, maka di saat sudah memastikan kesabaran Nabi Ibrahim As, Maka Allah swt memberikan kabar gembira, bahwa Nabi Ibrahim akan diberikan keturunan, akan memiliki anak laki laki yang bernama Nabi Ismail As, maka bagaimana luar biasa bahagia, bagaimana luar biasa kesenangan yang didapatkan oleh Nabi Ibrahim as, setelah meminta dan berdoa bertahun tahun tidak punya anak, ternyata diberikan oleh Allah swt, Anak yang lucu, anak yang menggemaskan, Anak yang tampan, yang tidak lain adalah Nabi Ismail, Kakek daripada Baginda Nabi Muhammad saw.
Tapi bagaimana ujian trus tidak putus daripada Allah swt, di saat Nabi Ibrahim di saat sayang sayangnya pada putranya, sedang bahagianya mendapatkan Hiburan dari Putranya Nabi Ibrahim yang masih kecil, bahkan masih bayi, Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah swt, untuk meletakkan istrinya hajar dan begitu pula anaknya Ismail yang masih bayi, di kota makkah, yang di saat itu tidak ada penghuninya, yang di saat itu tidak ada seorang pun yang tinggal di sana, tidak cukup seperti itu, bahkan di kota makkah tanah yang tandus tidak ada tanaman yang tumbuh, di kota mekkah, kota yang tandus, kota yang kering, bahkan air pun tidak didapatkan di kota tersebut, bagaimana orang akan tinggal di kota makkah, tapi ini perintah Allah, Allah perintahkan Nabi Ibrahim untuk meletakkan istrinya dan juga anaknya, di kota mekkah tersebut dan kemudian diperintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan mereka, maka jangan sedih, Nabi Ibrahim meninggalkan Istri tersayang dan putra tercintanya di kota yang tandus di saat itu hanya membawa bekal kurma sedikit, air sedikit, bahkan Nabi Ibrahim tidak bisa berkata apa apa kepada anak dan istrinya, melangkah pulang meninggalkan pulang ke kota makkah menunduk, kemudian siti Hajar memanggil Nabi Ibrahim dari jauh,
يَا إِبْرَاهِيم أَتَتْرُكُنَا فِي هَذَا المَكَان
“Wahai Nabi Ibrahim, Teganyakah engkau meninggalkan kami di tempat seperti ini”
Nabi Ibrahim tidak bisa menjawab karena itu adalah perintah Allah, ketika tidak dijawab sampai tiga kali siti Hajar berkata
آ اللهُ أَمَرَكَ بِهَذَا
Wahai Ibrahim apakah Allah yang memerintahkan Kamu, untuk meletakkan kami di tempat ini ?, maka dari jauh nabi ibrahim mengatakan
نَعَم، اللهُ أَمَرَنَا بِهَذَا
Iyaa Allah yang memerintahkan
إِذًا لَا يُخَيِّبُنَا الله
Kalau itu perintah Allah, pasti Allah tidak akan menyianyiakan kami,
itulah iman yang kuat daripada siti hajar, yang kemudian terjadi mukjijat yang luar biasa, maka sampai keluar air zamzam, sampai tinggal disitu orang orang lain, sampai menjadi kota mekkah,
Allahu Akbar
Allahu Akbar,
Allahu Akbar, wa LillahhilHamd
Tidak berhenti disitu ujian yang didapatkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam, di saat bayi yang ditinggal di kota mekkah kemudian, menjadi anak yang lucu, menjadi seorang anak yang bisa bermain, yang sudah bisa membantu orangtuanya, maka di saat itulah Nabi Ibrahim bermimpi, dan disitulah mimpi itu Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya sendiri Nabi Ismail, Nabi Ibrahim menemui putranya yang masih kecil, yang masih usia sekitar 7 tahunan dan mengatakan
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ الله مِنَ الصَّابِرِينَۚ
Wahai putraku, wahai anakku yang kusayangi, aku bermimpi, bahwansanya aku diperintahkan untuk menyembelihmu, mimpi daripada Nabi adalah wahyu dari Allah swt, kemudian Nabi Ibrahim ingin mengetahui,bagaimana anaknya putranya menanggapi perintah Allah swt, apa yang akan dikatakan putranya tersebut, maka itulah jawaban dari Nabi Allah Ismail,
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Laksanakan Apa yang diperintahkan oleh engkau wahai ayahku, kamu akan mendapatkanku termasuk orang orang yang sabar,
Maka Nabi Ibrahim Memerintahkan Hajar untuk memakaikan putranya dengan pakaian yang terakhir kali, karena di pikirannya ini sudah terakhir kali memakai pakaiannya di dunia, dan kemudian membawanya ke tempat penyembelihan, dan di saat membawa, disitulah diganggu di tengah jalan, dan dibisiki oleh iblis untuk tidak melaksanakan perintah Allah, itu adalah anak kesayanganmu, bagaimana Allah memerintahkanmu untuk menyembelih anak kamu, itu adalah manusia bagaimana Allah swt memerintahkanmu untuk membunuh manusia, tapi Nabi Ibrahim tidak bergeming, bahkan Nabi Ibrahim tetap berjalan melaksanakan perintah Allah swt, tiap kali berusaha digoda berusaha ditipu tapi Nabi Ibrahim sedikit pun tidak terganggu, dengan tipu daya dan godaan setan tersebut, dan di saat sudah dilaksanakan atau diletakkan leher Nabi ibrahim di bebatuan yang sudah disiapkan untuk dijadikan sebagai tempat penyembelihan putranya, maka Nabi Ismail memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk mengikat kedua tangannya dan kedua kakinya, agar beliau tidak banyak bergerak sehingga mengganggu dan menyusahkan ayahnya untuk menyembelih putranya, dan beliau berpesan, jika kamu merestui berikan baju pakaian yang aku pakai ini, kepada ibuku, semoga menjadi obat rindu kepadaku, maka Nabi Ibrahim di saat itu, bismillah, Nabi Ibrahim menggerakkan pisau yang sudah ditajamkan yang sudah diasah, tapi di saat digerakkan berkali kali pun sedikit pun tidak meneteskan darah, sedikit pun tidak melukai lehernya, sampai datang malaikat jibril as membawa domba yang besar dari syurga dan kemudian dijadikan sebagai kurban, sebagai ganti daripada Putranya, Nabi Ismail As, ini tidak lain hanya ujian dari Allah swt,
kita sebagai manusia, sebagai hamba Allah swt, bagaimana kiranya kalau kita diberikan ujian sebagaimana ujian Nabi Ibrahim As, Bagaimana kita bisa melaksanakan perintah Allah swt kalau kita diperintahkan untuk menyembelih putra kita sendiri, anak kesayangan kita sendiri, sangat berat untuk kita melaksanakannya, tapi Nabi Ibrahim ujian demi ujian trus, tapi semuanya dilewati, bahkan tidak cukup seperti itu, ujian trus berdatangan kepada Nabi Ibrahim, yang mana Manusia tidak lepas daripada ujian Allah swt, Allah swt berfirman
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لله وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Pasti dan Pasti Kami akan uji kalian semuanya, dengan kelaparan, kami akan uji kalian semuanya dengan rasa takut, dan dengan juga kekurangan dalam hartanya, kekurangan dalam buah buahnya, kekurangan dalam perniagaannya, dan berikan kabar gembira pada mereka yang sabar, yang jika tertimpa kepada mereka musibah, dari Allah swt, mereka hanya mengatakan
إِنَّا لله وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Kita semuanya milik Allah dan kita semuanya akan kembali juga kepada Allah
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia akan berkata bahwasanya kami orang orang beriman namun mereka tidak diuji, tidak, mereka orang orang beriman, pasti akan diuji oleh Allah swt, pasti tidak lepas daripada ujian, tidak ada satu orang pun yang lepas dari ujian, maka
إِذَا أَحَبَّ اللهُ قَوْمًا ابْتَلَاهُ فَمَنْ رَضِيَهُ فَلَهُ الرِضّا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخط
Barangsiapa suatu kaum, atau seseorang yang dicintai oleh Allah swt, pasti akan diberikan ujian oleh Allah swt, dan di saat ia akan mendapatkan ujian dari Allah swt, dia ridha, maka ia akan mendapatkan ridha dari Allah swt, dan di saat diberikan ujian oleh Allah swt, dia murka, maka ia mendapatkan murka dari Allah swt.
Maka dari kisah Nabi Allah Ibrahim dan Nabi Ismail, kita bisa mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim mendahulukan perintah Allah swt atas segala galanya, Nabi Ibrahim sangat cinta kepada putranya, tapi Nabi Ibrahim tidak peduli jika perintah Allah menyembelih putra kesayangannya tersebut, kita tidak diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anak kita, kita diperintahkan oleh Allah untuk beribadah kepada Allah swt, menjauhi larangan larangan Allah, ini ujian yang jauh lebih ringan, jauh lebih ringan yang diberikan kepada Nabi Allah Ibrahim, ingat, maksiat maksiat yang kita lakukan, mungkin di saat itu kita akan senang, kita terhibur tapi hanya sementara dan sesaat, tapi kemudian kita akan mendapatkan adzab Allah ta’ala selama lamanya di Neraka Allah.
Tapi sebaliknya, kita capek dalam menjalankan ibadah ibadah, kita capek dalam menjalankan ketaatan ketaatan Allah, dan kita berat menjauhi maksiat maksiat Allah, tapi kita hidup hanya sementara, kesulitan yang hanya sebentar dan sesaat, tapi selanjutnya kita akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan yang selama lamanya dari Allah swt, aminnn ya robbal alamin
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilhamd
Para hadirin yang dimuliakan Allah,
Pelajaran yang terakhir daripada kisah Nabi Ibrahim dan Kisah Nabi Ismail As, yaitu manusia akan selalu mendapatkan godaan dan tipuan daripada iblis dan setan, tidak akan lepas sampai kita akan mati sekalipun, kita akan mendapatkan godaan dan tipu daya iblis, setan tidak akan rela mebiarkan kita, bahkan setan berusaha mengeluarkan kita dari lingkar iman kepada Allah swt, tidak bisa mengeluarkan kita dari lingkar iman kepada Allah, setan akan berupaya membujuk kita, untuk maksiat, maksiat dan maksiat, bahkan maksiat trus kita lakukan karena bujukan setan, yang kita rasakan nikmatnya yang kita rasakan keledzatannya tapi hanya sesaat, tanpa kita berpikir bahwa kelak, suatu saat , pada waktunya kita akan merasakan sakratul maut dan kita akan berhadapan dengan Allah swt, dan akan dimintai pertanggung jawaban kepada Allah swt, siapa yang menjerumuskan kita untuk bermaksiat kepada Allah swt, tidak lain adalah setan, tidak akan menyerah, sampai kita terjerumus ke dalam maksiat Allah.
ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Dan kalian akan mendapatkan pasti katanya syaitan, aku akan mendatangi mereka manusia, untuk menguji mereka, baik dari depan mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka dan dari kiri mereka.
وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Dan kalian melihat bahwasanya manusia kebanyakan nanti tidak bersyukur kepada Allah swt, naudzubillah min dzalik, Bahkan kebanyakan penduduk di syurga, kebanyakan manusia berada tempatnya di neraka Allah swt, dan sedikit manusia yang berada di syurga Allah swt, semoga kita semuanya, termasuk orang orang yang berada di syurga Allah swt.
Semoga kita semuanya termasuk orang orang yang berada di syurga Allah swt
Datang seseorang bertanya kepada Sayyidina Hasan bashri
يَا إِمَام، أَ يَنَامُ الشَّيْطَان
Wahai imam, apakah syaiton pernah tidur ?
Maka imam Hasan bashri mengatakan
لَوْ نَامَ الشَّيْطَان لَاسْتَرَحْنَا
Andaikata syaton bisa tidur, maka kita kita akan bisa istirahat tenang, namun syaitan tidak tidak akan tidur, tidak akan lelah untuk membujuk kita, trus akan trus mebujuk kita, sehingga kita berbuat maksiat dan maksiat dan menjadi teman syaitan di neraka Allah swt, Naudzubillah min dzalik
Bahkan syaiton pun, berusaha kalau kita selamat dari perbuatan maksiat, akan berusaha agar kita tidak beribadah kepada Allah swt, dan jika kita sudah mengusahakan diri kita dan melawan hawa nafsu kita, kita beribadah syetan tidak akan berhenti syetan akan berupaya agar ibadah kita dengan baik, supaya kita tidak melaksanakan ibadah kita dengan khuysu’ , dan jika kita melaksanakan sholat dengan khusyu’, syaitan tidak akan diam setan akan membuat kita riya’, ingin diketahui sholat kita oleh orang lain, ingin dipuji oleh orang lain, ingin mendapatkan penghormatan daripada orang lain, pandangan daripada orang lain, bahkan jika kita selamat dari itu pun, syetan tidak akan berhenti, di suatu saat nanti, kita akan dibujuk untuk kita bangga dengan suatu amal yang sudah kita lakukan, dengan sholat yang kita lakukan, dengan puasa yang kita lakukan, dengan baca Al Qur’an yang kita lakukan, sehingga pahala ibadah ibadah bakal menjadi sia sia di sisi Allah swt, karena kita ujub dan bangga dengan amal ibadah kita, naudzu billah min dzalik.
Oleh karena itu dikatakan bahwasanya syaitan tidak akan berhenti membujuk dan menggoda manusia sampai akhir hayatnya, bahkan di saat kita akan berhadapan dengan Malaikat izroil, syetan akan datang menemui kita, dan syetan akan memberikan kepada kita dengan air yang sangat segar, air yang sangat dingin, dan kita digoda disaat itu untuk kita mengatakan “tidak ada tuhan selain syetan” untuk kita mengatakan bahwasanya syetan menyerupai manusia, atau lain sebagainya yang membuat kita keluar daripada lingkaran iman, dan di saat itu manusia yang dalam keadaan menghadapi kematian dalam keadaan haus yang luar biasa, bisa terjerumus dalam fitnah Syaitan, Naudzu Billah min Dzalik.
Diceritakan bahwasanya imam Ahmad bin Hambal di saat menghadapi ajalnya, menghadapi sakaratul maut, maka di saat itulah putranya Abdullah di samping kepala beliau, mengucapkan talqin membacakan La Ilaha Illallah, supaya ayahnya megucapkan la ilaha illallah, tapi jawaban daripada imam Ahmad bin Hambal adalah “laa !”, tidak, maka kagetlah putranya, dikatakan laa ilaaha illlalllah tapi dia menjawab tidak, beliau pun sadar dan siuman dan mengatakan kepada putranya, aku mengatakan laa (tidak) bukan kepada kamu, tapi tadi iblis datang kepadaku, dan mengatakan bahwasanya “Wahai Ahmad, kamu saat ini selamat daripada godaanku, selamat daripada fitnahku, selamat daripada ujian di dalam kehidupan dunia ini, maka kamu adalah orang yang hebat”, tidak lain syetan tujuannya untuk membuat aku berbangga dengan apa yang aku raih apa yang aku lakukan, maka aku katakana kepada Iblis “tidak” tidak aku akan selamat, sampai aku benar benar, nyawa ruh yang ada di badanku ini, benar benar di cabut oleh Allah swt, baru aku benar benar selamat dari pada fitnahnya.
نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُطِيْلَ أَعْمَارَنَا وَأَنْ يُوَفِّقَنَا وَإِيَّاكُمْ لِطَاعَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُوْلِهِ وَأَنْ يَرْزُقَنَا وَإِيَّاكُمْ رَحْمَتَهُ وَرِضَاهُ وَيُعِيْذَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ غَضَبِهِ وَنِقْمَتِهِ وَيُدْخِلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي جَنَّتِهِ، وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ وَإِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرُ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَر.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.