Yang selalu ingin saya dengar dari para kiai atau habaib atau mubaligh itu bukan keramat […]
KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal: Atlet, Ulama, dan Penulis Kitab@ rijal mumazziq zKurang lebih dua minggu silam, Bu Nuri […]
Related News
Headlines
Category: Rijal Mumazziq Z
menjadi “anak ruhani” atau “anak didik” dari para ulama yang ada di desanya
Waktu kecil, saya sering diajak bapak saya sowan ke para gurunya di Lumajang, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Di antaranya, Kiai Anas Mahfudz (santri Kiai Hasyim Asy’ari, perintis PCNU Lumajang, prajurit Hizbullah, kini namanya diabadikan menjadi nama masjid Jamik Lumajang), KH. Ghozali, KH. Faqih bin KH. Ghozali, KH. Miftah, KH. Khudlori (Ayahnya Mas Muhammad Khodafi), KH. Nawawi Rasyad (ayahnya Mas Romdlon Muchammad), KH. Ismam, semuanya ulama di Desa Gambiran, Lumajang; Kiai Komplang (saya tidak tahu nama aslinya, konon beliau bagian dari diaspora Prajurit Pangeran Diponegoro), maupun ke KH. Ahmad Barizi Hasbullah (ayah dari mertuanya Mas Labibul Wildan Fz), dan ke KH. Amak Fadholi, penggerak pendidikan di kabupaten ini, dan beberapa nama lain. Termasuk menziarahi pusara Kapten Kiai Ilyas, pimpinan Hizbullah yang kemudian aktif di TNI lantas gugur dalam Agresi Militer II. Bagi saya, ini adalah mekanisme kurikulum pendidikan dasar lelaku yang diajarkan bapak saya. Mengenalkan para gurunya, baik yang masih hidup maupun sudah wafat kepada anaknya.Pola pisowanan dan perziarahan semacam ini mengingatkan saya pada dawuhnya Maulana Habib Lutfi bin […]
No More Posts Available.
No more pages to load.