Cara Khutbah, Pidato dan Ceramah, Metode Spontan

METODE SPONTAN
Oleh: Ahmad Yani,

Para dai, khatib dan mubalig harus berusaha untuk mengkader lagi para pendakwah. Selain ilmu dan wawasan, kemampuan ceramah dan Khutbah melalui praktek harus mendapat porsi yang cukup.

Di Lembaga Dakwah Khairu Ummah, Jakarta, saya menyelenggarakan Kursus Dakwah, sekarang tahun 2021 sudah memasuki angkatan ke 51. Praktikum ceramah dan Khutbah dilakukan dengan beragam metode, menghabiskan 70-80 persen waktu. Salah satunya adalah metode spontan atau ceramah mendadak. Maksudnya adalah peserta harus selalu siap kapan saja diminta ceramah, terutama siap dari sisi apa yang mau diceramahkan, dalam konteks Khutbah tidak mengandalkan teks atau tidak tekstual. Karenanya terlatih juga untuk berpikir cepat, sesuatu yang amat penting bagi pembicara.

Metode praktek secara keseluruhan antara lain:

1. Cerita bebas tentang apa saja yang baik dan pendengar bisa mendapatkan hikmahnya. Mungkin tentang pengalaman pribadi, keluarga, teman, orang lain, perjalanan, dll. Ini merupakan cara awal agar orang yang tidak pernah bicara didepan orang banyak bisa bicara, bahkan tanpa teks.

2. Cerita tentang sahabat nabi, bila Kisah itu sudah diceritakan oleh peserta lain, harus diceritakan kisah yang lain lagi. Ini merupakan cara untuk meningkatkan dari sekadar cerita biasa menjadi cerita sejarah yang harus jelas sumbernya. Kisah sahabat nabi bisa menjadi ilustrasi dalam ceramah sesuai dengan tema yang dibahas.

3. Ceramah membahas sebuah kata, bisa kata kerja, kata benda atau kata sifat. Peserta menulis satu kata di kertas kecil, dan menulis nama di kertas yang lain lagi. Setelah dikumpulkan, maka pemandu mengundi kata itu, misal terpilihlah kata makan. Lalu diundi lagi nama, terpilihlah nama Ridwan. Maka Ridwan harus ceramah tentang makan saat itu juga, meskipun ia semula menulis kata tidur.

4. Ceramah dari inspirasi gambar. Sejumlah gambar sudah saya siapkan. Gambar itu saya tayangkan melalui infokus, maka tampaklah misalnya gambar pohon. Peserta saya persilahkan untuk berpikir sejenak sambil berkata: “Bila nama anda yang terpilih, mau ceramah apa dari gambar itu, tapi jangan ceramah tentang pohon, karena ini bukan pelajaran biologi, tapi ceramah agama, pohon itu hanya cara untuk mendapatkan inspirasi apa yang harus dibahas.” Setelah diundi, ternyata nama Ridwan yang terpilih, maka Ridwan maju untuk ceramah dari gambar pohon itu.

5. Cerpen (ceramah pendek) sekitar 7 menit. Peserta ceramah dengan tema bebas sesuai dengan apa yang sudah dikuasainya. Ini berarti, tidak ada alasan bagi peserta untuk tidak mau tampil, karena yang ceramah mendadak yang sebelumnya saya tampil, apalagi ini ceramah dengan materi yang paling dikuasainya.

6. Khutbah dengan dua Khutbah, bacaan Arab harus fasih, lancar dan lebih bagus hafal. Rukun khutbah harus dipenuhi.

7. Ceramah dan tanya jawab, yakni peserta menyampaikan ceramah pendek 7 menit, setelah itu peserta lain wajib menyampaikan pertanyaan, minimal 2 penanya. Seandainya peserta adalah pengurus masjid atau majelis taklim, lalu setelah ada ceramah dibuka kesempatan tanya jawab, tapi tidak ada yang bertanya, mestinya pengurus yang bertanya agar menambah wawasan untuk semua, pembahasan bisa berkembang dan waktu bisa lebih efektif digunakan.

8. Ceramah spontan berbagai acara di masyarakat, misalnya ceramah acara lamaran, pernikahan, aqiqah, syukuran pindah rumah, khitanan, maulid, isra mikraj, walimatus safar, dll.

Semua peserta yang tampil mendapatkan evaluasi, masukan dan saran agar memperbaiki kesalahan, kekurangan dan bisa tampil lebih baik pada masa mendatang.

Di berbagai daerah sangat penting mengkader lagi para khatib dan mubalig. Metode ini silahkan diterapkan, dan materi pembahasan bisa dirujuk dari buku Bekal Menjadi Khatib dan Mubali atau Panduan Ceramah dan Khutbah,

Jangan Lupa Share klik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *