Khutbah idul fitri 2022 Menyentuh Hati, Makna Idul Fitri
bagi yang ingin teks khutbah idul fitri ini silahkan ambil di sini
teks khutbah idul fitri 20 Khutbah Idul Fitri 2022
اللهُ أَكْبَر x9 اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إله إِلَّا اللهَ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ.
وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلَّا اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَحْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ فَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
Saudara Saudara Kaum Muslimin yang berbahagia, marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt Tuhan yang Maha Besar tiada tuhan selain Allah dan hanya baginya lah segala puji dan puja.
اللهُ أَكْبَر x3
Tidak terasa kita sudah pada puncak hari kebahagiaan, waktu yang istimewa setelah kita menjalani puasa dan mujahadah selama sebulan penuh lamanya, tibalah kita pada puncak hari kebahagiaan setelah menjalani ibadah di bulan penuh keberkahan.
Ied Fitri, atau idul fitri, diambil dari kata Ied / عيد yang artinya adalah tempat dan waktu bahagia, sedangkan fitri artinya adalah lawan kata dari puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum, jadi idul fitri adalah sebuah moment bahagia, tempat dan waktu bahagia, oleh karena itu idul adha disebut dengan hari bahagia yang bertepatan pada hari berkurban, idul muslimin adalah hari bahagia orang orang muslim dimana pada hari tersebut diantara hari mulia dalam seminggu dan ada keberkahan dan berlipat gandanya pahala yaitu hari jum’at.
اللهُ أَكْبَر x3
Dari sini kita memahami, esensi atau hakekat makna idul fitri adalah hari dimana kaum muslimin merayakan eforia kebahagiaan sebagai bentuk rasa syukur sudah menjalani dan mengoptimalkan waktu ibadah selama sebulan lamanya.
Maka kita telah mengetahui bahwa secara terminologi linguistik makna ied adalah tempat dan waktu dimana orang orang berkumpul bahagia.
Dalam sebuah syair disebutkan :
لَيْسَ العِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الجَدِيْد
إِنَّمَا العِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْد
Bukanlah Ied bagi mereka yang memakai pakaian baru
Namun Ied sebenarnya adalah untuk mereka yang ketaatannya selalu bertambah.
لَيْسَ العِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِالمَلْبُوس وَالمَرْكُوب
إِنَّمَا العِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْب
Bukanlah Ied bagi mereka yang berhias diri dengan pakaian dan kendaraan
Namun Ied adalah bagi mereka yang telah diampuni dosa dosanya.
لَيْسَ العِيْدُ لِمَنْ أَكَلَ الطَّيِّبَات وَتَمَتَّعَ بِالشَّهَوَات وَاللَّذَات
لَكِنِ العِيْدُ لِمَنْ قُبِلَتْ تَوْبَتُهُ وَبُدِّلَتْ سَيِّئَاتُهُ حَسَنَات
Bukanlah ied bagi mereka yang makan makanan enak dan menikmati dengan hasrat dan kelezatan.
Akan tetapi ied adalah bagi mereka yang taubatnya diterima dan keburukan keburukannya diganti dengan kebaikan kebaikan.
Syair ini senada dengan sebuah kisah tentang Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karomallahu Wajhahu.
Cerita ini disebutkan dalam Kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh Karya Al Habib Ali bin Hasan Baharun.
Suatu saat ada seseorang mengunjungi Sayyidina Ali bin Abi Thalib pada hari ied, ia menemui beliau dalam keadaan beliau sedang menikmati hidangan sebuah roti khoskar, yaitu roti biasa biasa saja, roti yang tidak mewah padahal kala itu di hari ied selalu ada suguhan roti roti enak bahkan dibarengi dengan daging daging yang lezat.
Orang ini pun bertanya “wahai amirul mu’minin, hari ini hari eid, sedangkan engkau makan roti ini ?” dan Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah pun berkata
هَذَا اليَوْمُ لَنَا عِيْدٌ، وَغَدًا لَنَا عِيْدٌ، وَكُلُّ يَوْمٍ لَا نَعْصِى اللهَ تَعَالَى فِيْهِ فَهُوَ لَنَا عِيْدٌ
“hari ini bagi kami adalah ied, esok pun bagi kami adalah adalah ied, dan setiap hari tidak ada maksiat adalah ied maka itu bagi kami adalah ied”
اللهُ أَكْبَر x3
Jauh hari sebelum para pakar psikologi mengatakan “setiap hari dimana tidak ada energi negatif pada jiwa maka hari itu adalah kebahagiaan”, maka Sayyidina Ali sudah jauh jauh hari mendefinisikan hari kebahagiaan adalah hari dimana kita tidak melakukan dosa.
Maka kesimpulan sederhana, jauhi dosa maka kita pun bahagia, baik dosa tangan, mulut, kaki serta hati dan pikiran.
Lantas bagaimanakah kita menjauhi dosa tersebut ?, agar kita bisa merasakan kebahagiaan layaknya hari ied sepanjang hidup kita ?
Ibnu Athoillah Assakandari dalam Kitab Beliau Taajul Aruush Al Hawii Litahdzifin Nufus.
Beliau mengatakan “Seyogyanya kamu merenungkan setiap harimu, renungkanlah apa yang sudah kamu lakukan pada siang harimu, jika kamu mendapati hari itu dalam kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, Jika kamu mendapati pada hari itu kamu sedang bermaksiat maka bertaubatlah kepada Allah, sesalilah dirimu dan beristighfarlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada Allah swt’
Ibnu Athoillah Assaknadari kemudian memberikan pendekatan pemahaman antara taubat dan maksiat dalam Kitab Beliau Taajul Aruush Al Hawii Litahdzifin Nufus.
“Permisalan Hamba jika melakukan maksiat adalah sebagaimana wajan / alat masak, yang saban hari selalu kena panasnya api, jika wajan tersebut segera dicuci, maka bercak hitam efek dari panasnya api tersebut akan segera hilang, namun jika tidak segera dicuci dan selalu digunakan trus menerus tanpa dicuci, maka efek hitam tersebut akan menumpuk dan membuat wajan tersebut retak, mencucinya kemudian tidaklah berguna”
Bagitu pula kita menjalani hari hari setelah ied fitri ini, agar kita selalu menajaga diri kita dan tetap berevaluasi diri, bermuhasabah, agar kita terhindar dari pekatnya dosa yang menghitam di hati kita.
Perlu kita ketahui, syarat syarat penting diterimanya taubat, sebagaimana dijelaskan Oleh Dr Al Habib Segaf bin Hasan Baharun.
Syarat taubat ada 3, ditambah 1 jika terkait dengan hak adami.
- Harus menjauhinya langsung saat itu.
- Berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukannya kembali.
- Menyesali, Menyesali perbuatan dosa tersebut, bahkan setiap kali kita mengingatnya kita menyesalinya.
yang keempat jika itu berhubungan dengan hak adami, yaitu hak yang berhubungan dengan orang lain, maka kita harus mengembalikannya.
Maka kita beruntung berada di Indonesia ini adalah kita memiliki budaya yang indah, budaya yang istimewa, yaitu saling bermaaf maafan dan saling memaafkan, karena ini bagian terpenting dari hak adami, mungkin kita pernah melukai hatinya, baik tanpa sengaja atau tidak, pernah mengghibah atau pernah memfitnah, pernah menghianati, pernah menipu dan lain lainnya.
Budaya yang sangat bagus ini juga kerap disebut dengan istilah halal bi halal, yaitu saling menghalalkan atau memaafkan kesalahan
Di Indonesia, kita memiliki budaya unik, yaitu bermaaf maafan dan saling memaafkan di hari raya idul fitri, oleh karena itu, di hari raya idul fitri selalu ada kesejukan hati yang tidak bisa digambarkan, bahkan sering kali di hari raya idul fitri yang sakral ini, kebanyakan orang menangis, yang perempuan menangis sesegukan, yang laki laki dengan wibawanya berkaca kaca menahan air mata tumpah, yaa, tidak bisa dipungkiri lagi, inilah moment moment saling memaafkan saling silaturahmi, saling memaklumi, moment mengharu biru, moment saling membangung bonding atau ikatan emosional yang baik dalam keluarga.
Dalam moment silaturahmi halal bi halal ini, dalam moment open house keluarga, terpenuhilah syarat taubat yang terakhir, syarat taubat yang sulit dipenuhi, karena syarat taubat ini berhubungan dengan hak adami yaitu hak manusia.
Maka dalam Ied Fitri ini terdapat nilai nilai ibadah yang sangat penting, yang pertama nilai nilai rasa syukur kita telah sampai pada hari ied fitri yang mulia ini, rasa syukur kita telah dipanjangkan umur kita untuk menunaikan ibadah puasa sebulan lamanya
Nilai nilai ibadah selanjutnya adalah taubat, taubat diri kita dari dosa dosa, terutama lagi pada hak adami, syarat taubat yang sulit dilakukan dan hari idul fitri ini adalah moment yang tepat untuk mengungkapkannya.
Nilai nilai ibadah selanjutnya adalah Silaturahmi, pada saat idul fitri selalu kita gunakan untuk berkunjung, saling silaturahmi, dari hari pertama idul fitri hingga hari kesekian setelah idul fitri digunakan untuk berkunjung ke sanak kerabat terutama kerabat yang jauh lama tidak berkunjung.
Nabi Bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَبْسُطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَ أَنْ يُنْسَأ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
Barangsiapa yang ingin rezekinya dilapangkan dan umurnya dipanjangkan maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.
Sangat logis jika rezeki seseorang bertambah dengan silaturahmi, karena bagian dari alur rezeki mengalir adalah dengan cara kita mengenali atau kita dikenali, baik itu rezeki berupa harta benda, jodoh atau kenikmatan kenikmatan hissiyah maupun maknawiyah.
namun apa hubungannya antara rezeki dan panjang umur ?, Wallahu A’lam, Allah dan Rasulnya yang lebih tau prihal ini,
Namun jika kita merenung sejenak, acap kali kita silaturahmi, adalah untuk melebur sifat sifat buruk yang kita miliki, baik itu sombong, hasud, iri dengki dan lain lainnya, dengan cara saling memaafkan bersama, peleburan sifat buruk inilah yang menentramkan diri kita, menenangkan pikiran kita, karena jika sifat sifat buruk di hati sudah sirna, sejuklah pikiran kita, jika pikiran dan hati kita tentram, siklus darah pun lancar dengan sehat, tidak ada yang mengganjal di hati dan mengusik pikiran kita, kedamaian terjalin, sifat buruk digantikan dengan sifat baik dan menuai kebahagian bersama, jika memiliki kebahagiaan dan kesehatan seperti ini, maka tidak menutup kemungkinan, umur kita lebih panjang karena jauh dari penyakit penyakit hati dan pikiran.
Maka pada hari ied ini, semoga Allah leburkan dosa dosa kita seluruhnya, baik itu hak kita kepada Allah dan hak kita kepada Manusia, sembari kita berusaha meminta maaf dan mengembalikan hak hak orang lain yang kita ambil.
Semoga rasa bahagia di hari ied fitri ini akan trus terjaga dan silaturahmi antara keluarga akan selalu terjalin, hingga di kemudian hari setelah idul fitri ini, kita selalu evaluasi diri kita agar kita selalu menjaga diri kita hingga setiap hari yang kita jalani adalah ied bagi kita, sebagaimana Sayyidina Ali berkata
هَذَا اليَوْمُ لَنَا عِيْدٌ، وَغَدًا لَنَا عِيْدٌ، وَكُلُّ يَوْمٍ لَا نَعْصِى اللهَ تَعَالَى فِيْهِ فَهُوَ لَنَا عِيْدٌ
“hari ini bagi kami adalah ied, esok pun bagi kami adalah adalah ied, dan setiap hari tidak ada maksiat adalah ied maka itu bagi kami adalah ied”
Semoga Allah berikan kita taufiq dan hidayahnya dan Allah panjangkan umur kita agar bertemu di bulan Ramadhan selanjutnya di hari bahagia idul fitri selanjutnya
مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُطِيْلَ أَعْمَارَنَا وَأَنْ يُوَفِّقَنَا وَإِيَّاكُمْ لِطَاعَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُوْلِهِ وَأَنْ يَرْزُقَنَا وَإِيَّاكُمْ رَحْمَتَهُ وَرِضَاهُ وَيُعِيْذَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ غَضَبِهِ وَنِقْمَتِهِ وَيُدْخِلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي جَنَّتِهِ وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي المُهْتَدُوْنَ وَأَعُوَذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الهَوَى فَإِنَّ الجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua Idul Fitri
اللهُ أَكْبَر x7 الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ الأَعْيَادَ بِالفَرَحِ وَالسُّرُوْرِ، وَضَاعَفَ لِلمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ الأُجُوْرِ، فَسُبْحَانَ مَنْ حَرَّمَ صَوْمَهُ وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَّرَ فِيْهِ مِنَ الغُرُوْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلُّ مَشْكُوْرٍ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَنَا بِهَا الصُّدُوْرُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الَّذِي أَقَامَ مَنَارَ الإِسْلَامِ بَعْدَ الدُّثُوْرِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيّ الكَرِيْمِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُ أَكْبَر x3 وَلِلهِ الحَمْد
فَيَا أَيُّهَا النَّاس، اِنْتَهِزُوا فُرْصَتَكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ السَّعِيْدِ بِإِكْثَارِ الدُّعَاءِ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَإِنَّ الدُّعَاءَ فِي هَذَا اليَوْمِ مُسْتَجَابٌ، وَبِإِكْثَارِ التَّوْبَةِ وَ الاِسْتِغْفَارِ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ وَالأَخْطَاءِ فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ المُتَطَهِّرِيْنَ، وَأَكْثِرُوا مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ مِنَ الصَّدَقَةِ لِلْفُقَرَاءِ وَالمَسَاكِيْنِ وَلِلأَيْتَامِ وَالأَرَامِلِ وَسَاعِدُوا كُلَّ مَنْ يَحْتَاجُ إِلَى مُسَاعَدَتِكُمْ فَإِنَّ جَمِيْعَ أَعْمَالِكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ مَقْبُولَةٌ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ، ثُمَّ أَكْثِرُوا مِنَ الذِّكْرِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ وَالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيّ وَذَلِكَ كُلُّهُ مَكْتُوْبٌ فِي صَحَائِفِ أَعْمَالِكُمْ.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ المُتَّقِيْنَ آمِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اللهم اغْفِر لِلمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُم وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهم انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اللهم اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَشَرَّ الحَاسِدِيْنَ وَشَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اللهُ أَكْبَر x3 وَلِلهِ الحَمْدُ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَر وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.
Untuk Download Teks Khutbah Secara Lengkap Silahkan Klik
Khutbah Idul Fitri ini terinspirasi dari Kitab Fawaid Mukhtaroh
Semoga bisa Update selalu setiap minggunya, untuk yang ingin selalu menyimak Update silahkan Klik t.me/hilyah_nur
Untuk Usulan Tema Tema Khutbah silahkan Berkomentar di IG @Hilyah_Nur atau di Web hilyah.id,
Jika khutbah ini kepanjangan atau terlalu pendek silahkan diedit sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan public sekitar.
Jika ada kebaikan dan pahala dalam penulisan teks khutbah ini semoga bisa menjadi amal jariah untuk orang tua, keluarga dan Para Guru, terima kasih banyak sudah share
Saya kumpulkan teks khutbah ini juga secara khusus pada web silahkan kunjungi
atau telegram https://t.me/khutbahjumatpdf
Mohon Maaf jika ada kesalahan diksi kata maupun penulisan, terima kasih banyak
Khutbah bikin orang menangis selalu dicari cari, adapun khutbah idul fitri ini Alhamdulillah banyak yang suka.
Karena membahas secara detail tentang idul fitri