inspirasi ceramah Habib Ali bin Hasan Baharun, tersusunlah teks khutbah ini
teks khutbah jumat ini berjudul kenikmatan, bagi yang ingin versi PDF silahkan ambil di sini
Teks Khutbah Jumat, Kenikmatan Hakiki
الحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أّنَّ سَيِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، اللهم صَلِّ عَلَى سَيِدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِميْنَ، اتَّقُو اللهَ “اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ”
Di mimbar yang mulia ini, al faqir selaku khotib berwasiat kepada diri Al Faqier pirbadi khususnya dan kepada hadirin umumnya, marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan sebenar benarnya taqwa, karena taqwa, iman dan islam adalah merupakan kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada kita, Allah berfirman
وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
dan ingatlah nikmat Allah yang telah Allah berikan kepada kalian.
Para ahlu tafsir mengatakan yang dimaksud mengingat ingat nikmat Allah adalah nikmat Al Islam.
Oleh karena itu, Abu Yusuf, seorang ulama besar, salah satu murid dari Imam Abu Hanifah yang meneruskan madzhabnya Abu Hanifah. Abu Yusuf mengatakan Kenikmatan di dunia ini ada 3.
Pertama, Nikmat Duniawi
Nikmat dengan harta, nikmat dengan apa yang kita miliki, berupa nikmat duniawi juga merupakan nikmat yang agung dari Allah swt, karena kita tidak mungkin sempurna beribadah kepada Allah swt tanpa dengan nikmat harta.
Kita sholat pun perlu harta, berupa pakaian yang menutup aurat, kita puasa butuh harta, berupa makanan untuk sahur dan berbuka,
Kita haji butuh harta, kita shodaqoh butuh harta, dan dengan harta tersebut akan sempurna ibadah seseorang.
Dan yang Kedua, adalah Nikmat Afiah
Nikmat Sehat, Alhamdulillah kita punya anggota badan semuanya sehat semuanya, normal, tidak ada cacat, tidak ada kurangnya dan kenikmatan tersebut merupakan salah satu nikmat yang agung, yang pokok, yang kita terima dari Allah subhanahu ta’ala di dunia ini .
Dan yang ketiga adalah Nikmat Islam
Segala nikmat yang kita terima, yang kita miliki, nikmat kekayaan, nikmat panjang umur, nikmat punya anak, nikmat punya keturunan, nikmat punya jabatan, nikmat sukses da;a, masalah apapun tapi tanpa adanya nikmat Islam semuanya itu akan menjadi sia-sia, semuanya itu akan menjadi menjadi sebab sengsaranya seseorang di akhirat nanti,
Orang kafir yang hidupnya Allah berikan padanya kenikmatan dunia, dalam harta mereka, mereka bahkan diberikan panjang umur, bahagia, tapi itu semuanya tidak akan ada artinya kalau mereka tidak diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala nikmat Islam, karena yang mereka miliki hanya sesaat saja
semua yang mereka miliki akan ditinggalkan, mereka akan tinggalkan harta mereka, mereka akan tinggalkan orang-orang yang mereka cintai, anak-anak mereka, keluarga mereka, mereka juga akan tinggalkan mobil-mobil mewah mereka, dan mereka juga nantinya akan pindah ke alam barzah dan akan berpindah kea lam akhirat, dan di situlah kehidupan sesungguhnya,
لَا نِهَايَةَ لَهَا
Yang tidak ada batasnya dalam kehidupan tersebut
Selama lamanya, tidak ada ujung-ujungnya, jadi kenikmatan yang sesungguhnya adalah kenikmatan di akhirat
Tidak ada gunanya mereka mempunyai segala macam tapi semuanya akan menjadi sia-sia.
Oleh karena itu Abu Yusuf berkata :
وَمَنْ أُوْتِيَ بِنِعْمَةِ الإِسْلَامِ فَكَأَنَّمَا حَازَتْ بِنِعْمَةِ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
barangsiapa yang diberikan oleh Allah kenikmatan Islam maka seakan akan ia mendapatkan semua kenikmatan dunia seisinya.
Kenapa ?, karena kenikmatan Islam yang menentukan kebahagiaan seseorang di akherat nanti.
Selama dia Islam, selama dia Iman, maka seberapa banyak pun maksiat yang ia miliki, akan masuk surganya Allah swt.
Namun seperti yang kita ketahui, ada orang Islam yang masuk ke Surga Allah swt secara langsung, ada juga yang mampir ke neraka.
Kelompok pertama, yang masuk surga Allah swt secara langsung, mereka adalah yang amal kebaikannya lebih banyak dari amal kejelekannya, mereka akan masuk surga tanpa mampir dulu ke Neraka.
Kelompok kedua adalah mereka orang Islam yang kejelekannya lebih banyak dari kebaikannya, mereka akan didzab dulu, disiksa dulu, dibalas dulu maksiat maksiat mereka oleh Allah swt di Neraka dengan Adzab Allah swt.
Seberapa banyak ia melakukan amal kejelekan maka sesuai pula seberapa lama dan seberapa banyak ia menerima adzab,
Layaknya seandainya kita punya baju, baju tersebut penuh dengan kotoran, berlumur dengan noda, misalnya, tentu kita tidak akan masukkan baju yang kotor bernoda dan basah tersebut langsung ke dalam lemari kan ?, pasti kita cuci dulu, disaat dicuci pun kita hilangkan kotorannya, yang lengket lengket pun kita kucek kucek, tambah tidak hilang kotorannya semakin kuat kita kuceknya, kalau perlu ditambah ditergen kemudian disikat pula, setelah selesai dijemur di bawah panasnya terik matahari, semakin panas semakin bagus jemurannya, setelah dijemur ditambah lagi disetrika lagi, dilipat lipat dulu baru di taruh di lemari.
Juga demikian orang Islam yang beriman kepada Allah, tapi maksiatnya lebih banyak, dia masuk surga selama ada Iman, selama dia Islam, tapi akan mampir dulu ke Neraka Allah swt, dicuci dulu, dikucek dulu, disetrika dulu punggungnya, dilipat lipat baru kemudian dimasukkan ke Surga Allah swt.
Oleh karena itu dikatakan oleh Rasulullah saw dalam Haditsnya.
آخرُ مَنْ يَدْخُلُ الجنَّةَ رجلٌ مِنْ جُهَيْنَةَ
Orang yang terakhir kali masuk surge adalah seseorang dari Juhainah.
Orang terakhir yang keluar dari neraka dan yang terakhir masuk surge, setelah itu tidak ada lagi yang keluar dari neraka dan tidak ada lagi yang masuk surga, adalah seseorang dari qobilah juhainah, ia dipindahkan dari neraka ke surga, setelah ia berada di Neraka selama 1000 tahun, dan satu hari di neraka sama dengan 1000 tahun di dunia, itulah orang yang keluar dari neraka terakhir kali kemudian masuk surga.
Kalau kita mendengar ini mungkin kita berpikir, semoga ini bukan saya, pasti ini bukan saya, semoga bukan kita orang tersebut.
Namun Imam Hasan Basri mengatakan :
يَا لَيْتَنِي أَكُوْنَ ذَلِكَ الرَّجُلُ
Andai orang itu adalah aku
Semoga aku yang menjadi orang tersebut ucap Imam Hasan Basri, orang orang di sekitar Imam Hasan Basri pun terheran heran mendengar ucapan beliau, mereka bertanya “Mengapa engkau mengatakan demikian wahai Imam Hasan Basri”.
Imam Hasan Basri Menjawab “Bukankah orang tersebut dengan Lidah Nabi Muhammad saw dipastikan masuk surga, ketahuilah kita semua belum mendapatkan kepastian masuk surga”
Semoga Allah berikan kita taufiq dan hidayahnya untuk selalu bersyukur di setiap nikmat nikmatnya, dan semoga Nikmat Iman dan Islam terjaga hingga akhir hayat kita, amiin yaa robbal alamin.
إِنَّ أَحْسَنَ الكَلَام، كَلَامُ اللهِ المَلِكِ العَلَّام، وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالِى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ، وَإِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُم تُرْحَمُوْنَ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ،وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُم تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْم، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Jumat Kedua
الحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَر، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمَنْ جَهَدَ بِهِ وَكَفَر، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَائِقِ وَالبَشَر، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِالنَّظَر وَأُذُنٌ بِالخَبَر، أَمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْنَ
اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن وَحَافِظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحضُوْرِ الجُمْعَةِ وَالجَمَاعَةِ،وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا،اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اللهم ارْضَ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالحَقِّ وَكَانُوا بِهِ يَعْدِلُوْنَ، سَادَاتُنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
اللهم أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اللهم انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ، اللهم أَهْلِكِ اليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ، اللهم آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللهم وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الغَلَاءَ وَالوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ، وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا الخَاصَّةِ وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اللهم اغْفِر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ واَلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْنَ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.