Wali madjzub itu diinstal sejak awal oleh MahaProgrammer. Program-nya sudah built-up dari Allah.
Kalau waliyullah yang non-majdzub sifatnya “rakitan” (meminjam istilah dalam istilah PC), dibutuhkan komponen-komponen yang saling berkaitan hingga masing-masing terhubung dan paripurna sebagai waliyullah. Maqamat dan ahwal-nya pun semacam aplikasi yang di-download secara berjenjang, dan dalam momentum tertentu diperbarui (refresh).
Karena itu, wali majdzub tidak boleh atau tidak bisa punya murid, sebab ilmu, haliah dan kewaliannya untuk dirinya sendiri, bukan untuk ditiru oleh orang lain.
Biasanya ada yang berusaha meniru wali yang majdzub, dengan bersikap “sok nyeleneh” akhirnya malah majnun dan maghdub…. ha-ha-ha.
*Makam KH. Ali Mas’ud, Pagerwojo, Sidoarjo. Wali Majdzub yang “muttafaq alaih”. Di era 1960-an hingga dua dasawarsa berikutnya, banyak bayi lahir di Surabaya dan Sidoarjo dinamakan berdasarkan namanya, untuk tafaulan dan tabarrukan.
Semalam, bersama Maskaji Mas Achmad Muchammad