pada rubrik ini, saya akan mebahas ceramah agama, konten konten ini akan diisi dengan ceramah ceramah, khutbah jumat, khutbah ied dan lain lain, semoga bermanfaat, jika ada pahala dalam tulisan tulisan di Hilyah.id, semoga menjadi amal jariah kita bersama.
Daftar isi Ceramah Agama Masih Proses, seiring waktu akan berkembang dan trus update sebagai materi ceramah agama, sebagai nasehat untuk diri kita pribadi dalam membenahi diri
Diantara Sumber Tulisan Ceramah Agama, adalah Habib Yusuf Al Kaf
Haul Habib Shodiq Alidrus (Ye Nde) Purwogondo-Jepara tahun ini hanya diadakan secara tertutup opeh pihak keluarga. Dalam rangka tabarruk, saya unggah ulang (petikan) ceramah Ust. Novel Alidrus Solo tahun lalu di majlis Haul tersebut.
Semoga bermanfaat.~~~~~~~~
Contents dan Daftar isi
Ceramah Agama Tentang Rejeki dan takdir
Rejeki adalah jatah yang sudah paten bagi seseorang. Dibiarkan… dia tak akan lari (jika sudah jadi bagiannya). Dikejar… ia pun tak akan tertangkap (jika bukan bagiannya).
Imam Haddad yaitu Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dalam salah satu syair nya menasehati kita :
اَلَّـذِي لِغَيـْـــــرِكْ لَـنْ يَصِـلْ إِلَـيــكْ #
وَالَّـذِي قُسِـمْ لَــكْ حَاصِـلٌ لَدَيـــــكْ
(Rejeki) yang (ditakdirkan) untuk selain kamu tidak akan sampai padamu. Sedangkan (rejeki) yang (ditakdirkan) sebagai bagian mu akan tetap sampai padamu.
Oleh karenanya, yang sekarang perlu kita pahami adalah: bagaimana jalan rejeki itu datang kepada kita….?
Dalam salah satu ceramah nya, ustadz Novel bin Muhammad Alidrus Solo menyampaikan (pada haul Ye’ Nde Purwogondo – Jepara) bahwa; sampainya rejeki kepada si empunya melewati salah satu dari tiga cara:
Rezeki Jalur Usaha
وَهُزِّىٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَـٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبً۬ا جَنِيًّ۬ا
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”
Rezeki Jalur doa
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Rezeki Jalur Istimewa
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab”.
Dari ketiga jalur di atas, semuanya terlepas dari campur tangan manusia dan hanya terikat dengan takdir Allah. Mari kita perhatikan:
- Pada ayat pertama, seakan-akan memberikan kesan bahwa Siti Maryam mendapatkan buah kurma dari usahanya menggoyang pohon kurma.
Namun sadarkah kita, jika Siti Maryam sejatinya “hanya” melaksanakan perintah atau dalam bahasa sehari-hari kita kenal dengan istilah ikhtiar. Sebab, secara nalar, bagaimana mungkin seorang perempuan yang tengah hamil mampu menjatuhkan buah korma dengan menggoyang batang pohonnya yang besar dan kokoh, jika tanpa disertai kehendak Allah.
- Ayat kedua, menunjukkan bahwa; dengan doa, sesuatu yang mustahil secara nalar, gampang saja terwujud jika sudah dikehendaki oleh Allah sebagaimana penjelasan ayat:
قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
“Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. - Ayat ketiga, menunjukkan dengan gamblang bahwa; tanpa diusahakan dan tanpa diminta pun, rejeki akan medatangi si empunya, jika Allah sudah menghendakinya.
Penutup:
فَاشْتَغِـلْ بِرَبَّـــــكْ وَالَّــذِي عَلَــيـكْ #
فِي فَرْضِ الْحَقِيقَـــهْ وَالشَّرْعِ الْمَصُـــونْ
Maka sibukkanlah dirimu dengan beribadah kepada Allah dan segala macam ibadah yang diwajibkan kepada dirimu,
Dengan melaksanakan kewajiban hakikat dan syariat yang telah terjaga kemurniannya.