Khutbah Idul Adha terbaru Habib Ali Baharun

yang ingin khutbah idul adha silahkan ambil di sini

59 Khutbah Idul Adha ternbaru Habib Ali Baharun

Khutbah yang digunakan tahun lalu dan baru diketik ulang, mohon maaf jika ada salah penulisan, mohon tegur sapa jika ada koreksian

Khutbah idul Adha Habib Ali bin Hasan Baharun

 

الله أكبر 9x

اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَا إله إِلَّا الله وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاه، مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَو كَرِهَ الكَافِرُوْن، لَا إله إِلَّا الله وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَه وَأَعَزَّ جُنْدَه وَهَزَمَ الأَحْزَاب وَعْدَه، لَا إله إِلّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر وَلِله الحَمْد.

الحَمْدُ لِله، الحَمْدُ لِله نَحْمَدُه وَنَسْتَعِيْنُ وَنَسْتَغْفِرُه وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِن شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أَرْسَلَهُ اللهُ بِالهُدَى وَالدِّين الحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْن كُلِّه وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْن.

اللهم صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الحَبَائِب وَعَلَى خَتَنِه أِمِيْرِ المُؤْمِنِيْنَ عَلِيّ ابْنِ أَبِي طَالِب وَسِبْطَيْهِ الحَسَن وَ الحُسَيْن وَابْنَيْهِمَا الزَّهْرَاء ذَوِ المَفَاخِرِ وَالمَنَاقِب، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ أَبَدًا سَرْمَدًا لَا يُحْصِيْهِمَا الحَاسِب، وَأَسْأَلُ اللهم بِجَاهِهِمْ لَدَيْكَ أَنْ تُحْزِيْنَا العَطَايَا وَالمَوَاهِبْ وَأَنْ تَصْرِفَ عَنَّا جَمِيْعَ البَلَايَا وَالمَصَائِب وَأَنْ تُلْحِقَنَا بِهِم يَا اللهُ فِي أَعْلَى المَرَاتِبْ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْن رَحِمَكُم اللهُ أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ قَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن

قَالَ اللهُ فِي الكِتَابِ العَظِيْم :يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن.

وقال جل جلاله: أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 

Marilah kita bertaqwa kepada Allah swt dengan arti taqwa yang sesungguhnya, apa arti taqwa yang sesungguhnya? Al Imam Ali Karramallahu Wajhah wa Radiallahu ta’ala Anhu beliau mengatakan:

التَقْوَى هِيَ العَمَلُ بِالتَّنْزِيْل ، وَالقَنَاعَةُ بِالقَلِيْل ، وَالاِسْتِعْدَاد لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ، وَالخَوْفُ مِنَ الجَلِيْلِ.

Arti taqwa yang sebenar-benarnya adalah, rasa takut kepada Allah swt, takut dalam melakukan apa yang dilarang oleh Allah swt, dan takut dalam meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah swt, taqwa yang sebenarnya adalah mengamalkan isi Al Quran, taqwa yang sebenarnya adalah rido dengan pemberian Allah swt baik sedikit maupun banyak, taqwa sebenarnya adalah pemperbaiki diri mempersiapakan diri untuk menghadap Allah swt, maka dengan taqwa kepada Allah swt manusia akan bahagia, dengan taqwa kepada Allah swt semuanya akan dilancarkan urusannya, dengan taqwa kepada Allah swt akan dilindungi dari segala keburukan, dengan taqwa kepada Allah swt dimudahkan rezekinya, dengan taqwa kepada Allah dikeluarkan oleh Allah dari segala kesulitan-kesulitan.

 

Allah swt berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِي اللهَ يَجْعَل لَهُ مَخْرَجَا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِب

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah swt, Maka Allah akan keluarkan darinya kesulitan yang dialaminya, dan Allah akan memberikannya rezeki dari jalan yang tanpa diduga-duga tanpa disangka-sangka.

 

Oleh karena itu Sayyiduna Luqman Al Hakim mengatakan kepada putranya :

اجْعَلْ تَقْوَى اللهِ تِجَارَةً يَأْتِكَ الرِّبْح مِنْ غِيْرِ بِضَاعَة

Wahai putraku, jadikanlah taqwa Allah sebagai dagangan, jika kamu menjadikan taqwa dagangan maka datang kepadamu keuntungan tanpa kamu harus memiliki modal dan tanpa kamu harus memiliki barang, maka taqwa kepada Allah memperlancar rezeki kita, memperbagus keadaan kita, dan membuat kita bahagia di dunia dan akhirat.

الله أكبر 3x معاشر الحاضرين رحمكم الله.

Dan marilah kita bersyukur kepada Allah swt, bersyukur kepada Allah swt atas segala karunia dan rahmatnya, tidaklah kita mendapatkan nikmat sekecil apa pun, kecuali itu adalah semata-mata dari Allah swt yang wajib kita syukuri, oleh karena itu, Nabi kita Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُم آمِناً فِي سِرْبِه، مُعَافًى فِي جَسَدِه، عَنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِه، فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا.

Yang artinya  barangsiapa yang Allah berikan keamanan dalam dirinya, aman ketika mau pergi kemana saja, aman ketika mau keluar kota, aman ketika keluar dari rumahnya, aman di dalam rumahnya dan dia diberikan oleh Allah kesehatan dalam badannya, dan Allah berikan kepadanya rezeki yang cukup dimakan dalam satu hari, maka sesungguhnya dia telah diberikan oleh Allah swt dunia dan seisinya.

Oleh karena itu wajiblah kita bersyukur kepada Allah, syukur yang dikatakan oleh para ulama yaitu syukur yang bukan hanya dengan lisan tapi wajib juga syukur dengan janan, syukur juga dengan arkan, kita wajib syukur dengan janan yaitu hati kita, dengan meyakini apa pun yang ada pada diri kita berupa nikmat dan rezeki semata-mata datangnya dari Allah swt, sebagaimana firman Allah swt :

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ

Tidaklah ada nikmat yang ada pada kalian, kecuali semata-mata dari Allah swt, bukan karena orangtua kita kita mendapatkan rezeki, bukan karena jabatan kita, bukan karena kekuatan kita dan kelebihan kita, tapi semata-mata yang kita miliki itu adalah murni dari Allah swt, itu adalah arti syukur dengan hati kita.

Syukur juga dengan lisan kita dengan memperbanyak mengucapkan Alhamdulillah, Rasulullah saw bersabda:

مَا أَنْعَمَ اللهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً فقال الحُمْدُ لِلهِ إِلَّا فَقَدْ أَدَّى اللهَ شُكْرَهَا.

Tidaklah Allah swt memberikan hambanya satu nikmat, kemudian setelah mendapatkan nikmat tersebut sang hambar berkata “Alhamdulillah” maka Allah akan mencatat hamba tersebut sebagai manusia yang bersyukur kepada Allah swt atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt karena dia telah mengucapkan Alhamdulillah.

Suatu saat, Nabi kita Nabi Muhammad saw bertemu dengan seseorang, dan kemudian Nabi bertanya kepadanya, karena perhatian beliau kepada sahabatnya.

 

كَيْفَ أَصْبَحْتَ؟

Bagaimana keadaan anda wahai fulan?

Maka sahabat Nabi pun menjawab “bikhair”, baik ya Rasulullah, diatanya lagi “kaifa asbahta” dan dijawab lagi “bikhair”, ditanya dan dijawab lagi demikian sampai sang sampa sang sahabat menjawab.

الحَمْدُ لِله بِخَيْر

Alhamdulillah keadaan baik

Rasulullah pun menjawab

هَذَا الَّذِي أُرِيْدُ مِنْكَ

Ini yang aku inginkan jawaban daripada anda.

Maka jangan cukup mengatakan “bikhair”, saya mendapatkan ini, saya berprestasi ini, saya sehat, saya memiliki keuntungan ini, tapi jangan lupa juga diselipkan kata “Alhamdulillah”, Alhamdulillah saya mendapatkan kesehatan, Alhamdulillah saya mendapatkan nikmat, Alhamdulillah saya mendapatkan rezeki, inilah syukur dengan pengucapan dan lisan.

Tidak cukup juga dengan ucapan dan hati, wajib juga syukur kita kepada Allah swt dengan semua anggota badan kita, syukur dengan anggota badan kita untuk sesuatu yang diridai Allah swt, menggunakan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita untuk apa yang menjadi sebab rida Allah swt, inilah makna syukur dengan arkan, sebagaimana yang diceritakan oleh Sayyidatuna Aisyah Radiallah Anha, suatu malam aku tidur bersama Rasul saw dalam satu selimut dan kulitku menyentuh kulit beliau, dan beliau berkata :

أ تأذنين يا عائشة أن أتعبد ربي؟

Wahai Aisyah apakah kamu mengizinkanku beribadah kepada tuhanku?

Bagaimana tawadu’ Rasulullah saw masih meminta izin kepada saydatuna aisyah untuk beribadah, tidak seperti orang yang angkuh kepada istrinya kepada keluarganya, tapi lebih dulu meminta kepada istrinya tercinta saydatuna Aisyah untuk beribadah kepada Allah, saydatuna Aisyah berkata

يَا رَسُوْلُ الله، أُحِبُّ قُرْبَكَ وَ أُؤْثِرُ هَوَاكَ

Wahai Rasulullah, aku ingin sekali dekat denganmu, aku ingin bahagia ketika berdekatan dengamu, tapi aku ingin mendahulukan keinginanmu untuk beribadah kepada Allah swt.

Maka Rasulullah saw beranjak dari tempat tidurnya, mengambil air wudhu dan Rasulullah saw kemudian berwudhu, kemudian Rasulullah saw sholat di samping Saydatuna Aisyah radiallah ta’ala anha, dan saydatuna Aisyah melihat Rasulullah saw setelah takbiratul ihram beliau membaca ayat-ayat, surat-surat yang sangat panjang, tidak cukup hanya panjang setiap ayat yang dibaca, keluar tetesan air mata Rasulullah saw, Rasulullah membaca Al Quran dalam keadaan menangis, kita membaca Al Quran dalam keadaan apa?, manusia yang dicintai oleh Allah menangis di saat berdiri, dan lama membaca Al Quran, diperhatikan oleh Saydatuna Aisyah, ketika rukuk Nabi Muhammad saw memabaca tasbih yang lama juga, menangis juga di saat ruku, bahkan diperhatikan oleh Saydatuna Aisyah cucuran air mata membasahi jenggot beliau, bahkan dikatakan di akhir sholat sampai dada beliau basah, bukan dengan keringat tapi dengan cucuran air mata Nabi Muhammad saw ketika bermunajat dengan Allah swt, dan di saat itu setelah selesai salam mendekati waktu subuh, Rasulullah saw selesai dari sholatnya, maka Saydatuna Aisyah berkata kepada Nabi kita Muhammad saw.

يا رسول الله، ما يبكيك؟ وقد غفر الله لك ما تقدم من ذنبك

Apa yang membuatmu menangis? dan sedangkan Allah telah mengampuni apa yang terdahulu, Allah sudah menjamin mengampuni dosa-dosamu, bukankah semuanya sudah dijamin untuk diampuni wahai Rasulullah.

 

Apa jawab Nabi kita? dengan lemah lembut Nabi kita menjawab:

أ فلا أحب أن أكون عبدا شكورا.

Tidakkah aku ingin menjadi hamba Allah yang bersyukur kepada Allah, Allah berikan kepadaku kemuliaan, Allah berikan kepadaku ampunan dosa yang telah berlalu bahkan yang akan datang, maka aku bersyukur kepada Allah dengan cara seperti ini, itu arti syukur yang sebenar benarnya.

 

الله أكبر 3x ولله الحمد

Pada hari ini, di hari raya idul adha, kita berbahagia, kita senang, karena pada hari ini kita berkumpul bersama-sama untuk melaksanakan sholat idul adha, kita berdzikir, kita bertasbih, kita bertahmid kepada Allah swt, kita bahagia, tapi kebahagiaan kita yang sebenarnya, bukan karena kita memiliki pakaian yang baru atau memakai pakaian yang bagus, tapi karena kita mendapatkan Ridho Allah swt, dan insya Allah juga mendapatkan pahala besar dan ampunan besar dari Allah swt di hari raya ini, inilah yang dikatakan ulama

 

لَيْسَ العِيْد لِمَنْ لَبِسَ الجَدِيْد

وَإِنَّمَا العِيْد لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْد

 

لَيْسَ العِيْد لِمَنْ تَزَيَّنَ بِاللِّبَاس وَالمَرْكُوب

وَإِنَّمَا العِيْد لِمَنْ غُفِرَ لَهُ الذُّنُوْب

 

لَيْسَ العِيْد لِمَنْ أَكَلَ الطَّيِّبَات وَتَمَتَّعَ بِالشَّهَوَات

وَإِنَّمَا العِيْد لِمَنْ قُبِلَتْ تَوْبَتُه وَبُدِّلَتْ سَيِّئَاتُهُ الحَسَنَات

Bukanlah hari raya itu seseorang yang memakai pakaian yang baru.

Tapi hari raya yang sesungguhnya bagi dia adalah yang ketaatannya trus bertambah, zikirnya trus bertambah, sholawatnya kepada Nabi Muhammad saw trus bertambah, maka setiap hari saat amal sholehnya bertambah maka hari itu sesungguhnya adalah hari raya baginya.

 

Bukanlah hari raya bagi mereka yang memperindah dirinya dengan pakaian bagus dan mewah, dengan tunggangan atau kendaraan yang bagus, tapi sesungguhnya, hari raya itu bagi mereka yang diampuni dosa-dosanya dari Allah.

 

Bukanlah hari raya bagi mereka yang makan, makanan enak di saat itu, makan makanan lezat, atau bersenang senang dengan syahwatnya tapi hari raya yang sesungguhnya bagi mereka adalah yang taubatnya diterima oleh Allah, dan digantikan dosa-dosanya di sisi Allah dan digantikan pahala-pahalanya di sisi Allah swt, inilah hari raya yang sesungguhnya.

 

Oleh karena itu Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah wa Radiallahu ta’ala Anhu, beliau di suatu hari raya, beliau terlihat makan hanya sepotong roti tidak pakai lauk pauk, tidak ada kejunya, tidak ada lemaknya, tidak ada dagingnya, hanya sepotong roti, padahal beliau pada saat itu adalah Amirul Mu’minin, mereka yang menyaksikan pun berkata “wahai amirul mu’minin, engkau sekarang berada di hari raya, tapi engkau hanya makan sepotong roti tanpa lainnya?, maka Imam Ali Karramallahu Wajhah wa Radiallahu ta’ala Anhu mengatakan:

اليَوْمُ لَنَا العِيْد وَالأَمْس لَنَا العِيْد وَغَدًا لَنَا العِيْد وَكُلُّ يَوْمٍ لَا نَعْصِى اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ لَنَا العِيْد.

Bukan hanya hari ini saya hari raya bagiku, hari ini, dan kemaren juga hari raya bagiku, esok juga hari raya bagiku, setiap hari kalau aku tidak bermaksiat di hari itu maka hari itu bagiku adalah hari raya yang sebenarnya.

 

Diceritakan ada seseorang yang menangis di saat hari raya, maka kemudian ditanya oleh sahabatnya, “kenapa kamu menangis?”, aku menangis karena melihat keadaan anakku, aku tidak bisa membelikan kepada anakku pakaian yang baru,  aku tidak bisa membelikan anakku makanan yang enak-enak, sehingga aku sedih melihat anak-anakku memakai pakaian yang lama, makan-makanan yang sederhana, sedangkan kawan-kawannya memakai pakaian yang baru dan memakan makanan yang enak, kemudian kabar itu sampai kepada anaknya, anaknya masih kecil, anaknya masih bersih, datang kepada orangtuanya, mengatakan kepada orangtuanya “wahai abi, wahai ummy, sesungguhnya hari raya bagiku, adalah bukan dengan pakaian yang baru, bukan dengan makanan yang enak-enak, tetapi ketahuilah wahai ibuku, wahai ayahku, bagiku hari raya adalah ketika ayah ridho kepadaku, ketika ibu ridho kepadaku, ketika aku mendapatkan ridhonya Allah swt”

Apa artinya kelezatan dan kesenangan, jika kita dimurkai oleh Allah, apa artinya jika kita memiliki uang yang banyak dan harta yang banyak namun membuat orangtua kita murka, marah dan tidak ridho kepada kita.

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

معاشر المسلمين حفظكم الله

 

Hari ini juga dinamakan hari raya haji, dinamakan hari raya haji karena mereka yang Allah berikan nikmat dan kemudahan bisa berangkat ke tanah suci, melaksanakan ibadah haji sebagai bentuk taat mereka kepada Allah, dan itu adalah kesempurnaan bagi seseorang untuk menyempurnakan rukun-rukun Islam yang kelima, oleh karena itu, mereka yang haji kita doakan mereka semua diterima hajinya oleh Allah swt, dimudahkan semua urusannya, dilindungi dari segala keburukan, dan sampai ke rumah mereka selamat dengan membawa haji dan ridho Allah swt amin ya robbal alamin.

Alangkah beruntungnya mereka yang melaksanakan ibadah haji, Rasulullah saw bersabda:

العُمْرَة إِلَى العُمْرَة مُكَفَّرَةٌ بَيْنَهُمَا

الحَجُّ المَبْرُوْر لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّة

Antara satu umroh dan umroh lainnya akan dihapus dosanya.

Dan ketahuilah kata Nabi saw, balasan melaksanakan haji bukan balasan menghapus dosa lagi, tapi balasan orang yang melaksanakan haji dari Allah adalah surga Allah swt.

Maka beruntunglah mereka yang melaksanakan ibadah haji, maka bukan hanya itu, sampai-sampai mereka yang melaksanakan haji mendapatkan doa khusus dari Nabi Muhammad saw.

اللهم اغْفِر الحَاجّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الحَاجّ

Ya Allah ampunilah orang yang berhaji daripada ummatku, dan ampuni juga orang yang meminta ampun daripada orang yang berhaji, bukan hanya diampuni orang-orang yang beribadah haji, tapi siapa saja yang didoakan, siapa saja yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji, maka dia mendapatkan ampunan dan kemuliaan tersebut, oleh karena itu kita dianjurkan, jika ada seseorang dari keluarga kita, tetangga kita, kerabat kita yang datang daripada haji untuk kita meminta doa kepadanya, sebelum 40 hari semenjak kedatangannya, maka sesungguhnya, bukan doa yang kita dapatkan dari orang yang berhaji itu sendiri, tapi sebelumnya kita mendapatkan doa dari Nabi Muhammad saw, dan ini bagi semua orang yang melaksanakan ibadah haji, sewaktu-waktu Nabi Muhamammad saw melaksanakan Hajjatul Wada’, Hajjatul Wada’ adalah haji yang pertama sekaligus haji yang terakhir Nabi Muhammad saw, karena Nabi Muhammad hanya melaksanakan satu haji, di tahun ke sepuluh hijriyyah, oleh karena itu hajjatul wada’ dilaksanakan Nabi Muhammad saw 3 bulan 3 hari sebelum wafat Beliau, ketika itu bulan haji, kemudian muharram, shofar, robiul awwal tanggal 12 Nabi wafat, 3 bulan 3 hari sebelum wafatnya Nabi melaksanakan Hajjatul Wada’, apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad saw, kita lihat bagaimana kasih sayang Nabi Muhammad saw kepada Ummatnya, beliau tahu kapan akan wafat, Beliau tahu dan Beliau merasa, bahwasanya Beliau akan meninggalkan ummatnya, di saat arafah, Nabi Muhammad saw trus berdoa kepada Allah, trus berdoa kepada Allah swt sampai terbenam matahari, semenjak terbit matahari sampai terbenam, siapa yang Nabi doakan?, Nabi Muhammad saw khusyu’ beroda, tadarru’ berdoa’, tidak lain yang Nabi minta adalah ummatnya, kebaikan untuk ummatnya, dan Maghfirah untuk ummatnya, tidak berhenti dari doa-doa yang beliau panjatkan kepada Allah, memohon kepada Allah, sampai matahari terbenam, kemudian malaikat jibril mengatakan “ya muhammad  bisyarah lak / kabar gembira buatMu, Allah telah menjamin mengampuni dosa-dosa semua ummatmu, kecuali dosa diantara manusia”, tapi apa yang terlihat dari wajah Nabi Muhammad saw, beliau terlihat sedih, mendapatkan kabar gembira wajah beliau terlihat sedih, mendapatkan kabar gembira seperti ini wajah beliau masih terlihat susah, kenapa?, karena masih ada catatan ‘kecuali dosa diantara manusia’, Nabi Muhammad masih tidak ridho, masih khawatir dengan ummatnya yang akan ditinggalkan oleh Nabi Muhammad saw, maka Nabi trus berdoa, dari arafah perjalanan ke muzdalifah trus berdoa, sampai Nabi berdoa di malam hari, sampai Malaikat Jibril datang baru Nabi Muhammad saw mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril “ya Muhammad ketahuilah, Allah telah memberikan jaminan mengampuni dosa-dosamu, bagi mereka yang tidak bisa melaksanakan atau meminta ridho kepada orang yang dizaliminya di dunia ini.

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر

Beruntunglah kita memiliki Nabi seperti Beliau, beruntunglah kita sebagai ummatnya yang memiliki Nabi, yang kasih sayangnya seperti beliau, yang kasih sayangnya lebih dari orangtua kita kepada kita, yang selalu dipikirkan adalah ummatnya dan ummatnya, bahkan tidak berhenti di sini, sampai akhirat pun yang dipikirkan adalah ummatnya, Nabi Muhammad adalah yang paling sibuk, saat di padang mahsyar yang dicari adalah mana ummatnya, untuk menolong mereka jangan sampai celaka jangan sampai sengsara.

Nabi Muhammad saw juga menganjurkan kepada kita untuk mengurbankan sebagian harta kita untuk menyembelih hewan qurban, hari ini dan 3 hari di hari tasyriq, Nabi Muhammad saw bersabda:

 

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَم عَمَلًا يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِرَاقَةِ الدَّم

Tidaklah bani adam melakukan sebuah amalan di hari raya idul adha, lebih dicintai dan lebih disenangi oleh Allah swt, daripada ibadah menyembelih binatang qurban, ini ibadah yang paling afdal , berkurban dengan membeli seekor sapi atau pun kambing atau pun onta, tidak banyak, kita diminta oleh Allah swt untuk berqorban sedikit, tidak banyak, kita tidak diminta oleh Allah swt sebagaimana Allah meminta kepada Nabi Ibrahim, kita bayangkan bagaimana kita jika diperintahkan oleh Allah swt untuk mengorbankan anak kita, putra kita.

Nabi Ibrahim sampai umur 80 tahun tidak memiliki anak, baru kemudian Allah berikan kepada Beliau anak, hampir satu abad tidak memiliki anak, bagaimana bahagianya, diberikan oleh Allah anak yang tampan, anak yang cerdas, pinter, berbakti kepada orangtua, dan tau-tau ada perintah untuk menyembelih anak tersebut, bagaimana beratnya Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah, namun Nabi Ibrahim lebih mendahulukan perintah Allah, lebih mendahulukan cinta Allah, daripada cintanya sendiri, daripada cinta anaknya sendiri, segala-galanya Allah didahulukan daripada urusan pribadinya, urusan yang lainnya, oleh karena itu Nabi Ibrahim ketika diperintah oleh Allah swt perintah sunat, Nabi Ibrahim pertama kali yang melaksanakan perintah sunat, maka disaat perintah sunat dari Allah datang, di saat itu pula Nabi Ibrahim melihat sekitarnya dan mendapatkan kapak, saat itu pula Nabi Ibrahim menyunat kemaluannya, dan mereka berkata “mengapa tidak menggunakan silet atau sejenis pisau” dan Nabi Ibrahim berkata “aku tidak mendapatkan itu dan mengakhirkan perintah Allah adalah dosa besar bagiku”.

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرُبَنَّ مُصَلَّانَا

Barangsiapa yang Allah berikan kepadanya keluasan rezeki namun dia tidak mau berkorban, maka janganlah mendekat musholla-musholla kami, janganlah mendekat tempat-tempat sholat kami, dan ini adalah ancaman keras, bagi mereka yang memiliki harta lebih dan dia tidak mau berkorban kepada Allah dengan sebagian hartanya.

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

معاشر المسلمين حفظكم الله

Kita sebagai manusia yang ditakdirkan Allah swt belum berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji, tapi jangan kita sedih, Rasulullah saw sudah dimuliakan oleh Allah, berkat Nabi kita Allah swt memuliakan ummat Nabi Muhammad.

بَأَكْرَمِ الرُّسْلِ كُنَّا أَكْرَمُ الأُمَمِ

Dengan paling mulianya rasul kami menjadi ummat paling mulia, Nabi yang paling baik, Nabi yang paling mulia hingga kita dijadikan oleh Allah ummat yang paling mulia. Nabi Muhammad saw : memberikan kita kabar gembira sebagai manusia yang belum ditakdirkan berangkat ibadah haji, tapi kita bisa mendapatkan pahala ibadah haji, dengan apa? Dengan apa kita bisa mendapatkan pahala haji?, Rasulullah saw bersabda:

الجمعة حج الفقراء

Jumatan atau sholat jumat yang kita adakan satu minggu sekali, maka itu sama pahalanya dengan ibadah haji bagi mereka yang tidak mampu untuk melaksanakan ibadah haji, maka kita bisa mendapatkan ibadah pahala haji satu minggu sekali, bukan hanya setahun sekali.

Bahkan kita bisa mendapatkan pahala haji setiap hari, Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى الفَجْر  فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى فِيْهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْن كَأَنَّ لَهُ كَأَجْرِ الحَجِّ وَالعُمْرَة تَامَّة تَامَّة تَامَّة.

Barangsiapa sholat subuhnya berjamaah kemudian tidak beranjak dari tempat duduknya berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari kemudian sholat dua rakaat maka ia mendapatkan seperti bonus pahala haji dan umroh, sempurna, sempurna, sempurna.

مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِد لَا يُرِيْدُ إِلّا أَنْ يَتَعَلَّم الخَيْرَ أَوْ يُعَلِّمَه كَانَ لَهُ كَأَجْرِ الحَاجّ تَامَّ حَجَّتُه

Barangsiapa yang pergi ke mesjid dia tidak menginkan kecuali belajar ilmu atau mengajar maka baginya seperti pahala haji yang sempurna bukan setengah setengah

مَنْ مَشَى فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ أَظَلَّهُ اللهُ فِي خَمْسَةِ وَخَمْسِيْنَ أَلف مَلَكٍ  حَتَّى فَرَغَه فَإِذَا فَرَغَهُ كَتَبَهُ اللهُ أَجْرَ الحَجِّ وَالعُمْرَة

Barangsiapa yang berjalan keluar dari rumahnya, tujuannya untuk hajat orang lain bukan hajat pribadinya, maka Allah akan naungi ia dengan 55 ribu malaikat hingga ia mengabulkan hajatnya jika hajatnya terkabul hajat saudaranya maka Allah berikan untuknya pahala haji dan umroh.

Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah swt, dengan meningkatkan taqwa kita kepada Allah semoga  kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat, dan kita meminta kepada Allah supaya hati kita diberikan iman yang kuat, iman yang istiqomah dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah setelah panjang umur dengan kebaikan dan afiah.

Dan kita meminta kepada Allah, semoga negara kita yang tercinta ini, dan negara-negara Islam, diberikan oleh Allah kemakmuran, ketenangan dan keamanan, dan Allah berikan kepada keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai iman yang sesungguhnya, taqwa yang sesungguhnya, dan diberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan berjumpa Nabi Muhammad saw, dan memandang dzat Allah swt.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَة وَقِنَا عَذَابَ النّار

إِنَّ أَحْسَنَ الكَلَامِ, كَلَامُ اللهِ المَلِكِ العَلَّام, وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْل, وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي المُهْتَدُوْن. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَر فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَر. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ البَصِيْر. فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Khutbah kedua

 

الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر…. الحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الأَعْيَادَ بِالفَرَحِ وَ السُّـــرُوْرِ وَضَاعَفَ لِلمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ الأُجُوْرِ, فَسُبْحَانَ مَـنْ حَـرَّمَ صَوْمَهُ وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَرَ فِيْهِ مِنَ الغُرُوْرِ أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلَّ مَشْكُوْر, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَنَا بِهَا الصُّدُوْر, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, الَّذِي أَقَامَ مَنَارَ الإِسْلَامِ بَعْدَ الدُّثُوْر, اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ:

 

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ الكَرِيْمِ, اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَـا مَعَهُـمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر….وللهِ الحَمْد. فَيَا أَيُّهَا النَّاس انْتَهِزُوا فُرْصَتَكُمْ فِي هَـذَا اليَـوْمِ السَّعِيْدِ بِإِكْثَارِ الدُّعَاءِ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَإِنَّ الدُّعَاءَ فِي هَذَا اليَوْمِ مُسْتَجَابٌ, وَبِإِكْثَارِ التَّوْبَةِ وَالاسْتِغْفَارِ إِلَيْـِه مِـنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ وَالأَخْطَاءِ فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ التّوَّابِيْنَ وَيُحِـبُّ المُتَطَهِّرِيْنَ, وَأَكْثِرُوا مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ مِنَ الصَّدَقَةِ لِلْفُقَرَاءِ وَالمَسَاكِيْن لِلأَيْتَامِ وَ الأَرَامِلِ وَسَاعِدُوا كُلَّ مَنْ يَحْتَاجُ إِلَى مُسَاعَدَتِكُمْ فَإِنَّ جَمِيْعَ اَعْمَالِكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ مَقْبُوْلَةُ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ, ثُمَّ أَكْثِرُوْا مِنَ الذِّكْرِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ وَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيّ وَذَلِكَ كُلُّه مَكْتُوْبٌ فِي صَحَائِفَ أَعْمَالِكُمْ.

 

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ المُتَّقِيْنَ آمِيْن يَارَبَّ العَالَمِيْن. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْن وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن, اللَّهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَشَرَّ الحَاسِدِيْنَ وَشَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَل فيِ قُلُوْبِنَـا غِـلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْم.

 

الله أكبر…. الله أكبر…. الله أكبر….وللهِ الحَمْد. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَر وَالبَغْـي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلِذِكْرِ اللهِ أَكْبَر وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

 

Untuk berlangganan Teks Khutbah, silahkan Hubungi

Follow IG : @nurhanifansyah

Wa : 085810008028

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan

Untuk Download Teks Khutbah Secara Lengkap Silahkan Klik

Teks Khutbah Jumat Singkat

untuk yang ingin selalu menyimak Update silahkan Klik t.me/hilyah_nur

Untuk Usulan Tema Tema Khutbah silahkan Berkomentar di IG @Hilyah_Nur atau di Web hilyah.id,

Jika khutbah ini kepanjangan atau terlalu pendek silahkan  diedit sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan public sekitar. Jika ada kebaikan dan pahala dalam penulisan teks khutbah ini semoga bisa menjadi amal jariah untuk orang tua,  keluarga dan Para Guru, terima kasih banyak sudah share

 

Saya kumpulkan teks khutbah ini juga secara khusus pada web silahkan kunjungi

Khutbah Jumat

Mohon Maaf jika ada kesalahan diksi kata maupun penulisan, terima kasih banyak

 

Jangan Lupa Share klik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *