Yang ingin teks Khutbah Ied Fitri PDF, Hakekat Idul Fitri dan Rasa Syukur
silahkan ambil di sini
44 Khutbah Idul Fitri PDF, Hahekat ied Fitri dan Rasa Syukur
Untuk Teks khutbah Tahun Tahun Sebelumnya bisa ambil di sini
40 Khutbah Idul Fitri tahun lalu
43 Khutbah Idul Fitri Habib Ali Baharun
Contents dan Daftar isi
Makna Hakekat Idul Fitri dan Makna Rasa Syukur
اللهُ أَكْبَر x9 اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إله إِلَّا اللهَ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ.
وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلَّا اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَحْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ فَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
Saudara Saudara Kaum Muslimin yang berbahagia, marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt
Taqwa yang didefiniskan oleh Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam kitab An Nashaih Ad Diniyyah :
التَّقْوَى عِبَارَةٌ عَنِ امْتِثَالِ أَوَامِرِ اللهِ تَعَالَى،و َاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا، مَعَ اسْتِشْعَارِ التَّعْظِيْمِ لِلّٰهِ، وَالهَيْبَةِ وَالخَشْيَةِ وَالرُّهْبَةِ مِنَ اللهِ.
Yang artinya : Taqwa adalah sebuah ibaroh tentang melaksakan perintah perintah Allah swt, dan menjauhi larangan larangannya disertai dengan rasa mengagungkan Allah swt dan disertai pula rasa takut kepada Allah swt.
اللهُ أَكْبَر x3
Maha besar Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu di hari yang mulia ini, yaitu Hari Raya Idul Fitri. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya kepada kita, termasuk kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan semoga kita mendapatkan pahala berlimpah dan ampunan dari Allah swt dengan berkat kebekahan bulan Ramadhan dalam kemuliaan hari raya ied fitri.
Ied Fitri terdiri dari dua kata, yaitu ied yang artinya tempat dan waktu orang berkumpul bersuka cita, merayakan kebahagiaan, dan fitri artinya boleh makan dan minum, maka kedua kata tersebut jika digabungkan artinya adalah tempat atau waktu bahagia Ketika orang orang diperkenankan untuk makan minum, setelah menjalani puasa Ramadhan sebulan penuh lamanya, sebagai rasa syukur dan Bahagia sudah melengkapi ibadah Ramadhan secara maksimal.
Hari raya ini adalah hari yang penuh dengan rasa syukur, karena kita berhasil menyelesaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan kita telah melalui masa-masa sulit dalam menjaga diri dari godaan, menjaga diri dari makan dan minum, serta menjaga diri dari berbuat dosa, hingga kemudian sampailah kita pada hari yang penuh Bahagia, hari yang patut kita syukuri, hari kemenangan dan kebahagiaan.
Diantara akhlak dalam menyambut hari raya ied adalah dengan berbapakaian bagus, bersih dan wewangian, karena kita akan berkumpul bertemu satu sama lain untuk berbagi kebahagiaan.
Ada pula para ulama, yang menyambut ied fitri dengan akhlak akhlak mulia, dengan sifat waro dan zuhud beliau beliau, dengan kesederhanaan dalam hidup beliau diantaranya adalah As Syeikh Ahmad Zaini Dahlan, beliau pada hari raya idul fitr memakai pakaian biasa saja, bahkan pakaian tersebut dipakai Ketika beliau beraktifitas sehari hari dan beliau berkata : saya khawatir menyakiti perasaan faqir miskin di saat saya memakai pakaian yang baru.
Maka senada dengan ucapan para ulama :
لَيْسَ العِيْد لِمَنْ لَبِسَ الجَدِيْدْ
إِنَّمَا العِيْد لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدْ
Bukanlah hari raya untuk mereka yang berpakaian baru.
Namun hari raya adalah bagi mereka yang ketaatannya bertambah
لَيْسَ العِيْد لِمَنْ تَجَمَّلَ بِالمَلْبُوس وَالمَرْكُوبْ
إِنَّمَا العِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْبْ
Bukanlah hari raya untuk mereka Memperindah diri dengan pakaian dan kendaraan.
Namun hari raya adalah bagi mereka yang dosa dosanya diampuni.
لَيْسَ العِيْد لِمَنْ أَكَلَ الطَّيِّبَاتِ وَتَمَتَّعَ بِالشَّهَوَاتِ وَاللَذَّاتْ
وَلَكِنِ العِيْدُ لِمَنْ قُبِلَتْ تَوْبَتُهُ وَبُدِّلَتْ سَيِّئَاتُهُ حَسَنَاتْ
Bukanlah hari raya teruntuk mereka yang makan makanan enak dan bersenang senang dengan Hasrat dan kelezatan.
Akan tetapi hari raya adalah untuk mereka yang diterima taubatnya dan digantikan keburukannya menjadi kebaikan.
Maka dari sini kita dapat memahami hakikat dari hari raya yang semestinya kita pahami dan kita renungi, hari raya bukan sekedar berbaju baru berpakaian mewah, namun hari raya pula bermakna bertambahnya taqwa kepada Allah dan kita mengharap diampuni dosa dosa kita serta Allah gantikan semua keburukan keburukan kita dengan keadaan yang lebih baik berupa kebaikan kebaikan.
Suatu saat seseorang menemui Sayyidina Ali Karramalluh Wajhah, dan saat itu Sayyidina Ali sedang memakan roti biasa tanpa kemewahan makanan dan tanpa disertai dengan lauk atau pendamping makanan pokok saat itu, hanya roti biasa dan sangat sederhana, orang itu pun menanyakan Sayyidina Ali “Wahai Amirul mu’minin, hari ini adalah hari ied, sedangkan kamu memakan roti ini ?”
Sayyidina Ali menjawab :
هَذَا اليَوْمُ لَنَا عِيْدٌ وَغَدًا لَنَا عِيْدٌ، وَكُلُّ يَوْمٍ لَا نَعْصِى اللهَ تَعَالَى فِيْهِ فَهُوَ لَنَا عِيْدٌ
Hari ini bagi kami adalah hari raya dan besok bagi kami adalah hari raya, dan setiap hari kami tidak bermaksiat kepada Allah maka hari tersebut bagi kami adalah hari raya.
Maka dapat dipahami bahwa hakekat hari raya bukanlah berpakai pakaian serba baru, makan makanan enak, meluapkan Hasrat kesenangan duniawi namun lupa makna hari raya yang haqiqi.
Sebagaimana Ibnu Athoillah Assakandari berkata dalam Kitab Taajul Arush Al Hawi litahdzifin Nufus :
إِذَا أُعْطِيْتَ الدُّنْيَا وَمُنِعْتَ الشُّكْرُ فِيْهَا فَهِيَ مِحْنَةٌ فِي حَقِّكَ
Jika kamu diberikan dunia dan kamu tercegah dari mensyukurinya maka dunia tersebut adalah cobaan untukmu.
Maka jangan sampai hari raya kita kali ini, dengan pakaian baru kita, dengan makanan makanan enak kita, namun kita lalai tanpa ada terlintas rasa syukur kepada Allah swt, tanpa pernah merenungi setiap kenikmatan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita, tanpa pernah meneteskan air mata sebagai rasa terima kasih dan rasa syukur kita kepada Allah swt yang telah Allah berikan hingga saat ini.
Allah swt berfirman :
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ إبراهيم: 7
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Surah Ibrahim Ayah 7
Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7).
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur dalam hidup kita. Ketika kita bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, Dia akan memberikan lebih banyak nikmat kepada kita. Sebaliknya, jika kita mengingkari nikmat-Nya, maka kita akan merasakan azab-Nya yang sangat pedih.
Maka jadikanlah moment ied fitri ini sebagai moment mensyukuri nikmat nikmat Allah swt, dengan berbagi, menjamu tamu, ikromud dhoif, memuliakan tamu, berbagi dengan orang orang yang kurang mampu, berbagi dengan anak yatim, menyenangkan anak anak kecil, sesungguhnya budaya indah di Indonesia dengan berbagi dan silaturahmi adalah budaya mensyukuri nikmat nikmat Allah swt.
Maka logika sederhana jika kita ingin harta kita berkah, harta kita melimpah ruah, harta kita penuh kebaikan dan dilipatgandakan oleh Allah swt, maka kita terapkan rasa syukur kita di hari kemenangan ini, di hari raya yang penuh Bahagia ini, niscaya harta yang kita miliki, kebahagiaan yang kiat rasakan, kedamaian dan kesejukan hati yang kita nikmati saat ini, Allah akan lipat gandakan di hari hari berikutnya, maka tidak heran orang yang baik, orang yang pandai menerapkan rasa syukur di kehidupannya, kehidupannya tentram, damai, Bahagia dengan keberkahan harta yang ia miliki.
Maka dengan logika sederhana tersebut, apabila kita ingin rezeki kita bertambah, maka perbanyaklah rasa syukur agar rezeki kita semakin melimpah, lantas bagaimanakah keadaan seorang hamba yang hatinya selalu bersyukur atas setiap kenikmatan yang diberikan oleh Allah swt, sudah dipastikan kehidupannya Bahagia dunia dan akherat.
Oleh karena itu, mari kita jaga dan tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Marilah kita bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dan berusaha untuk selalu bersyukur di setiap detail nikmatnya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita renungkan segala nikmat yang kita terima, mulai dari yang besar hingga yang kecil, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Dan juga Jangan lupa pula setelah ini kita melaksanakan ibadah sunnah puasa di bulan Syawwal
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّال كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seakan akan puasa satu tahun lamanya
Semoga Allah berikan kita taufiq dan hidayahnya agar selalu menjaga kualitas nilai taqwa dan ibadah kita selama ramadhan yang telah kita lewati hingga seterusnya, dan semoga Allah berikan kita umur panjang hingga kita bertemu pada ramadhan selanjutnya, di hari kemenangan dan kebahagiaan ini semoga kita bisa menerapkan makna hakekat hari raya dan bisa menerapkan rasa syukur di setiap nikmat yang Allah berikan.
نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُطِيْلَ أَعْمَارَنَا وَأَنْ يُوَفِّقَنَا وَإِيَّاكُمْ لِطَاعَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُوْلِهِ وَأَنْ يَرْزُقَنَا وَإِيَّاكُمْ رَحْمَتَهُ وَرِضَاهُ وَيُعِيْذَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ غَضَبِهِ وَنِقْمَتِهِ وَيُدْخِلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي جَنَّتِهِ وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي المُهْتَدُوْنَ وَأَعُوَذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الهَوَى فَإِنَّ الجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
(diambil dari wirid Abuya Hasan)
اللهُ أَكْبَر x7 الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ الأَعْيَادَ بِالفَرَحِ وَالسُّرُوْرِ، وَضَاعَفَ لِلمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ الأُجُوْرِ، فَسُبْحَانَ مَنْ حَرَّمَ صَوْمَهُ وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَّرَ فِيْهِ مِنَ الغُرُوْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلُّ مَشْكُوْرٍ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَنَا بِهَا الصُّدُوْرُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الَّذِي أَقَامَ مَنَارَ الإِسْلَامِ بَعْدَ الدُّثُوْرِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيّ الكَرِيْمِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُ أَكْبَر x3 وَلِلهِ الحَمْد
فَيَا أَيُّهَا النَّاس، اِنْتَهِزُوا فُرْصَتَكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ السَّعِيْدِ بِإِكْثَارِ الدُّعَاءِ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَإِنَّ الدُّعَاءَ فِي هَذَا اليَوْمِ مُسْتَجَابٌ، وَبِإِكْثَارِ التَّوْبَةِ وَ الاِسْتِغْفَارِ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ وَالأَخْطَاءِ فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ المُتَطَهِّرِيْنَ، وَأَكْثِرُوا مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ مِنَ الصَّدَقَةِ لِلْفُقَرَاءِ وَالمَسَاكِيْنِ وَلِلأَيْتَامِ وَالأَرَامِلِ وَسَاعِدُوا كُلَّ مَنْ يَحْتَاجُ إِلَى مُسَاعَدَتِكُمْ فَإِنَّ جَمِيْعَ أَعْمَالِكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ مَقْبُولَةٌ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ، ثُمَّ أَكْثِرُوا مِنَ الذِّكْرِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ وَالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيّ وَذَلِكَ كُلُّهُ مَكْتُوْبٌ فِي صَحَائِفِ أَعْمَالِكُمْ.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ المُتَّقِيْنَ آمِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اللهم اغْفِر لِلمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُم وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهم انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اللهم اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَشَرَّ الحَاسِدِيْنَ وَشَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اللهُ أَكْبَر x3 وَلِلهِ الحَمْدُ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَر وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.
Untuk berlangganan Teks Khutbah, silahkan Hubungi
Follow IG : @Hilyah_Nur
Wa : 085810008028
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
Untuk Download Teks Khutbah Secara Lengkap Silahkan Klik
untuk yang ingin selalu menyimak Update silahkan Klik t.me/hilyah_nur
Untuk Usulan Tema Tema Khutbah silahkan Berkomentar di IG @Hilyah_Nur atau di Web hilyah.id,
Jika khutbah ini kepanjangan atau terlalu pendek silahkan diedit sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan public sekitar. Jika ada kebaikan dan pahala dalam penulisan teks khutbah ini semoga bisa menjadi amal jariah untuk orang tua, keluarga dan Para Guru, terima kasih banyak sudah share
Saya kumpulkan teks khutbah ini juga secara khusus pada web silahkan kunjungi
atau telegram https://t.me/khutbahjumatpdf
Mohon Maaf jika ada kesalahan diksi kata maupun penulisan, terima kasih banyak